TASLABNEWS, ASAHAN-Camat Silau Laut, Kabupaten Asahan mengaku tak sanggup tertibkan arus TKI Ilegal di wilayahnya.
Padahal menurutnya, pihak Kecamatan Silo Laut bersama pihak Imigrasi sudah berulang kali mendata dan merazia lokasi jalur jalur pelabuhan tikus di Desa Silo Baru dan sekitarnya hingga ke perbatasan Kabupaten Batubara yang diduga sebagai aktivitas penyimpanan dan penyaluran Tenaga Kerja Migran Indonesia (TKI ).

“Pemerintah kecamatan tidak sanggup menangani maraknya TKI dari Malaysia baik hari biasa dan jelang Lebaran jika tidak didukung pihak Polri -TNI (APH) dan pihak pemerintah Provinsi dan Pusat. Sebab situasi Kalasik di Desa Silo Baru ini sudah hampir tak bisa diatasi. Bila kami datang ke Desa Silo Baru para Tekong mengaku tidak menyimpan TKI, namun setelah kami pulang, Informasi diterima dari masyarakat para Tekong di Desa Silo Baru kembali bawa TKI, ” ucap Camat Silo Laut Romadansyah Sinaga SH saat di konfirmasi sejumlah awak media, Kamis (13/3/2025).
Sementara itu Kapolsek Air Joman saat berbincang pada awak media mengaku telah berkoordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan.
Sementara itu MGL (50) warga Silau Laut pada tanggal 10-11-12 dan 13 Maret 2025 kepada wartawan melalui pesan Watshapnya mengatakan sekira seratusan orang TKI Pekerja Migran dari Malaysia diduga masuk ke Desa Silo Baru hampir dua hari sekali melalui para Tekong kapal.
Selain TKI, sejumlah barang seperti buah buahan dari Malaysia juga masuk ke Desa Silo Baru.
“Kita pun heran kenapa hal ini bisa terjadi, padahal ada Polisi dan TNI dan pemerintahan di Kecamatan Silo Baru, ” kata warga.
Warga juga mengatakan dua hari lalu truk kontainer diduga membawa buah mangga dari Malaysia masuk ke Pelabuhan di Desa Silo Baru.
Sementara itu warga juga meminta pemerintah Pusat dan Presiden Prabowo tertibkan Jalur Selat Malaka yang diduga Menjadi Sarang Kejahatan Laut terutama Ilegal Mining (Perdagangan Manusia).(Tim)