TASLABNEWS, ASAHAN – Selain mengalami pemerasan selama perjalanan di laut, Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang Malaysia dan tiba di Silo Laut, Asahan, juga diperas oleh Tukang Ojek.
Jelang Lebaran, Arus Balik TKI Ilegal di Silo Laut Asahan Meningkat, Camat Minta Dukungan TNI/Polri
Untuk bisa keluar dari lokasi penampungan di Silo Laut, Para TKI menggunakan jasa ojek. Para Tukanng ojek mematok tarif mahal yang terpaksa harus dibayar Para TKI tersebut.
“Di laut kami sudah diperas dengan alasan uang pantai sebesar 150 Ringit Malaysia, kalau dirupiahkan sebesar Rp500 Ribu,” ujar seorang TKI yang baru tiba pada hari, Kamis (13/3/2025).
“Sampai di pantai, kami dikumpulkan di satu rumah. Kami diminta lagi bayar Rp100 Ribu. Terakhir kami harus membayar uang transportasi atau Ojek yang harganya cukup mahal. Untuk sampai ke Air joman, kami harus membayar 200 rb, ” terang Budi, salah seorang warga Aceh.
Budi juga menceritakan bagaimana mereka di tengah laut terombang ambing, tekong kapal sengaja mematikan mesin di tengah laut, dengan cuaca hujan deras ombak laut yang dahsyat, membuat semua penumpang ketakutan.
“Kami pasrah Bang, tekong sengaja mematikan mesin kapal di tengah lautan membuat kami ketakutan, mana hujan deras lagi,” ucapnya sedih.
Diketahui, sesuai keterangan Camat Silo Laut, Romadansyah Sinaga SH bahwa lokasi jalur-jalur pelabuhan tikus di Desa Silo Baru dan sekitarnya hingga ke perbatasan Kabupaten Batu Bara diduga sebagai aktifitas penyimpanan dan penyaluran TKI.
Ironisnya camat Silo Laut, Romadansyah Sinaga SH tidak sanggup menangani maraknya TKI ilegal yang keluar masuk dari Silo Laut menuju Negara Malaysia.
“Baik hari biasa dan jelang Lebaran jika tidak didukung pihak Polri -TNI (APH) dan pihak pemerintah Provinsi dan Pusat ,sebab situasi Kalsik di Desa Silo Baru ini sudah hampir tak bisa diatasi,” ungkap Romadansyah beberapa waktu lalu.
Pulang Melalui Asahan, TKI Illegal Asal Jawa diperas Tekong Kapal
Romadansyah juga mengatakan, bila Pihak Kecamatan datang ke Desa Silo Baru, para Tekong mengaku tidak menyimpan TKI, namun setelah Pihak Kecamatan pulang, Informasi diterima dari masyarakat para Tekong di Desa Silo Baru kembali bawa TKI.
“Kami kalau tidak didukung pihak Polri -TNI (APH) dan pihak pemerintah Provinsi dan Pusat ,aktipitas di Desa Silo Baru ini sudah hampir tak bisa diatasi,” jelas Romadansyah. (edi/mom)