TASLABNEWS | ASAHAN-Jalan penghubung dari Kecamatan Bandar Pasir Mandoge menuju Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, putus, tepatnya di kawasan HGU PT Bridgestone, Dusun 6, Desa Perkebunan Aek Tarum, Kecamatan Bandar Pulau, Rabu (8/01/2025).
Putusnya jalan tersebut, di duga akibat curah hujan yang sangat tinggi terakhir ini, mengakibatkan badan jalan secara keseluruhan, mengalami amblas, dan akses lalu lintas untuk sementara di tutup,” ungkap Camat Bandar Pulau, Syamsul SE, saat meninjau lokasi longsor, Kamis (9/1/2025) siang.
Masih menurut Syamsul, status ruas jalan yang putus ini merupakan jalan Kabupaten Asahan, yang menghubungkan antara Kecamatan Bandar Pulau, dengan Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, dan merupakan akses utama bagi mobilisasi armada perusahaan kebun karet ini (PT Bridgestone) dalam mengangkut hasil produksi Karet, menuju pabrik nya di PT Bridgestone, Dolok Merangir, wilayah Kabupaten Simalungun.
“Saat ini pihak PT. Bridgestone Perkebunan Aek Tarum sedang membuat jalan alternatif, agar akses jalan ini, dapat di gunakan kembali,” ungkap Camat Bandar Pulau.
Ditambahkannya, Peristiwa putusnya jalan ini, telah dilaporkan ke Pemkab Asahan dan petugas dari pihak BPBD bersama PUTR Kabupaten Asahan , sedang diperjalanan untuk meninjau jalan ini.
Ditempat terpisah, Muhammad Rafiq Silitonga, tokoh pemuda Kecamatan Bandar Pulau, merasa kecewa terkait antisipasi teknis perawatan jalan tersebut, hingga putus.
“Sangat disesalkan, jalan lintas penghubung antar kecamatan itu, sampai terputus. Padahal jalan tersebut akses utama bagi mobilisasi operasional dan produksi perusahaan Karet ternama PT. Bridgestone, dan tentunya saat ini masyarakat umum pun pasti merasa kecewa,” sesal Rafiq.
Masih kata Rafiq, (sapaan Akrab Muhammad Rafiq Silitonga), selama ini PT Bridgestone tampak aktif melakukan perawatan jalan di seputaran HGU nya, termasuk jalan ini, namun di sayangkan, perawatan yang dilakukan selama ini, hanya sekedarnya saja.
Buktinya jalan utama seperti ini, bisa sampai putus dan ditutup untuk umum.
Pada bahu jalan yang putus ini, tampak tumpukan sejumlah karung goni plastik, yang berisikan tanah, di buat sebagai antisipasi penyangga jalan, agar tidak longsor, tentu hal ini, jauh dari harapan masyarakat, jika di bandingkan dengan besarnya nilai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sekitar HGU Perseroan Perkebunan ini.
“Apalagi PT. Bridgestone merupakan Perusahaan Modal Asing (PMA) dari Jepang, pemerintah Indonesia perlu mengkaji ulang realisasi CSR perusahaan ini,” pintanya.
Ditimpali tokoh masyarakat Bandar Pulau lainnya, Sudirman Marpaung, mengatakan bahwa banyak ruas jalan seputaran HGU PT. Bridgestone Perkebunan Aek Tarum, yang rusak hingga terancam putus.
“Saat ini, jalan diseputaran HGU PT. Bridgestone Aek Tarum banyak yang rusak, pada ruas tertentu juga terancam putus, semisal jalan dari Desa perkebunan Aek Tarum menuju Napa Desa Hutarao, kondisinya saat ini sulit untuk dilalui masyarakat dalam aktivitasnya.
Dituturkan Sudirman,
pada jalan yang putus saat ini, diduga karena saluran parit drainase yang tidak terawat, sehingga air saat hujan, melimpah ke badan jalan, tentu situasinya jika hujan deras, jalan seperti aliran sungai.
Dapat dipastikan jika derasnya air ketika hujan, menggerus badan jalan, maka potensial jalan longsor dan putus, kedepannya semakin banyak terjadi di kawanan HGU Bridgestone.
Humas HRD PT. Bridgestone divisi IV Aek Tarum Rudi Lubis, saat dikonfirmasi terkait jalan putus itu Kamis (9/1) sore, membenarkannya.
Sebelum putusnya jalan itu telah dilakukan perawatan rutin, sebagai mana pada umumnya jalan seputaran HGU PT. Bridgestone,.
“Sebelum putusnya jalan ini, kami sudah melakukan antisipasi
longsor dengan teknis memasang tumpukan karung goni berisi tanah, di sisi ruas ruas jalan, yang berpotensi longsor. Tapi untuk ruas jalan yang putus saat ini, itu dikarenakan pada hari Rabu (8/1) kemarin sore hujan turun sangat lebat, hingga mengakibatkan jalan tersebut amblas dan putus,” ucapnya.
“Sebagai bentuk tanggap darurat, saat ini kami telah membuat jalur (jalan) alternatif, di samping jalan putus itu, sekira 300 meter panjangnya, dan saat ini, jalan alternatif itu, hanya bisa dilalui kendaraan roda 2 dan roda 6, dan untuk mini bus dan atau roda 4, belum dapat melintasi jalur tersebut, papar Rudi Lubis. (Edi/Syaf)