TASLABNEWS, ASAHAN – Peningkatan program pembangunan kesehatan yang digaungkan Pemkab Asahan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat ternyata hanya isapan jempol.
Pasalnya, program yang setiap tahun menelan dana ratusan miliar rupiah dari APBD Asahan itu dinilai sama sekali tidak menyentuh kepentingan masyarakat.
Sinyalemen itu dengan ditemukannya sejumlah kasus memilukan ditengah masyarakat akibat tidak mendapat pelayanan kesehatan yang baik dari Puskesmas ataupun sarana pelayanan kesehatan milik Pemkab Asahan yang tanggungjawab pengelolaannya diamanahkan ke Dinas Kesehatan Asahan.
Kebobrokan kinerja institusi kesehatan dibawah pimpinan dr Hari Sapna MKM itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) masyarakat Desa Tomuan Holbung, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dengan Dinas Kesehatan Asahan dan Puskesmas Bandar Pasir Mandoge serta Komisi B DPRD Asahan. Senin (2/12/2024).
Rapat tersebut digelar di ruang Komisi B DPRD Asahan dengan agenda, membahas kejadian yang dialami Josafat Sirait (21) korban kecelakaan lalu lintas diruas Jalan Propinsi Desa Huta Padang, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Jum’at malam (1/11/2024).
Josafat meninggal dunia diduga diakibatkan korban tidak diizinkan dibawa dengan mobil ambulance Puskesmas Bandar Pasir Mandoge ketika akan dirujuk ke RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran.
Rapat yang awalnya berjalan aman, mendadak memenas. Panasnya situasi dipicu sikap Kepala Dinas Kesehatan Asahan dan Kepala Puskesmas Bandar Pasir Mandoge yang tidak muncul ke rapat tersebut.
Keduanya hanya mengirimkan delegasi mereka untuk menghadiri rapat yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Asahan Irwansyah Siregar SH itu.
Dalam rapat itu Kepala Dinas Kesehatan Asahan diwakili Sekretarisnya yang baru beberapa jam dilantik Bupati Asahan, Fahrizal Pohan SKM, M Kes.
Sedang Kepala Puskesmas Bandar Pasir Mandoge mengirimkan seorang bidan bernama Milna.
Dampak tindakan konyol Kepala Dinas Kesehatan Asahan dan Kepala Puskesmas Bandar Pasir Mandoge itu, tidak hanya membuat kedua utusan tersebut menjadi korban bulan – bulanan pertanyaan warga. Juga membuat agenda rapat tersebut berkembang.
Tidak hanya membahas terkait permasalahan kematian Josafat Sirait, juga menguak kasus ambulance Puskesmas Bandar Pasir menurunkan jenazah seorang warga di jalan hingga praktik pungli dalam penggunaannya.
Tindakan pihak Puskesmas Bandar Pasir Mandoge itu terungkap lewat pernyataan Kristina Boru Galinghing.
Wanita berusia 58 tahun warga Dusun IX Desa Tomuan Holbung Kecamatan Bandar Pasir Mandoge itu mengatakan, peristiwa menyedihkan itu terjadi pada Juli 2024 lalu, ketika dirinya membawa membawa pulang jenazah anaknya Almarhum Yosef Horas Manurung dengan menggunakan ambulance Puskesmas tersebut.
Dirinya tidak menyangka jika sopir ambulance tersebut tega menurukan jenazah anaknya itu dipertengahan jalan dengan alasan ambulance tersebut tidak bisa masuk ke desanya akibat jalan rusak.
Padahal, dirinya sudah mengeluarkan uang atau membayar sebesar sebesar 1 Juta Rupiah ke pihak Puskesmas untuk dapat menggunakan jasa ambulance itu.
Pernyataan Kristina Boru Galinghing itu sontak mengejutkan Ketua dan anggota Komisi B DPRD Asahan.
Saking kecewanya, diakhir rapat itu kumpulan wakil rakyat tersebut langsung mengamini permintaan warga yang mendesak mereka untuk meminta Bupati Asahan mencopot Kadis Kesehatan dan Kepala Puskesmas Bandar Pasir Mandoge dari jabatannya serta merekomondasikan kasus tersebut untuk dibawa ke jalur hukum.
Sementara, usai rapat tersebut Sekretaris Dinas Kesehatan Asahan ketika diminta tanggapannya terkait berbagai permasalahan kebobrokan institusinya yang diungkapkan warga dalam rapat itu, langsung menolak untuk menanggapinya.
Penolakannya dengan dalih dirinya sama sekali tidak mengetahui permasalahan itu karena baru beberapa jam (Senin pagi –red) dilantik Bupati menduduki jabatan sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Asahan.
“Maaf ya bang, untuk saat ini saya belum bisa untuk mengomentari permasalahan itu. Karena saya mau mengkordinasikannya dulu dengan pimpinan,” pungkasnya. (edi/mom)