TASLABNEWS, LABURA-Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) menargetkan zero stunting di tahun 2024. Tahun 2023, Labura berhasil menurunkan stunting sebesar 7,3 persen.
Perolehan itu menempatkan kabupaten yang mekar tahun 2008 itu menduduki posisi keempat terbaik se- Indonesia dalam penanganan dan pencegahan stunting.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) H. Samsul Tanjung, S.T., yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) saat membuka acara Rembuk Stunting, Selasa (23/4/2024) di aula Ahmad Dewi Syukur, Aek Kanopan.
Lebih lanjut mantan Camat Kualuh Hulu itu mengatakan, hingga tahun 2023, perkembangan prevalensi stunting di Labura menunjukan penurunan berdasarkan data ePPGBM pengukuran bulan 8 tahun 2023 kasus Stunting sebanyak 232 atau sebesar 0,92%.
Sedangkan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), katanya, belum diumumkan oleh pemerintah.
“Harapan kita bersama SKI dapat sejalan dengan data ePPGBM, yang menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya 7,3%, sebagaimana target Labura untuk zero stunting tahun 2024 dapat kita raih,” sambung Samsul.
Dikatakannya, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Pada kesempatan itu Samsul menekankan kepada kepala desa/lurah, bidan desa dan petugas gizi Puskesmas bersama-sama degan kader untuk dapat bertindak sesuai dengan tugas dan fungsi kita masing-masing.
Pada acara rembuk stunting itu Wakil Bupati Labura juga turut melakukan penandatanganan berita acara serta diikuti kepala OPD yang hadir, camat, kades/lurah, kepala Puskesmas sebagai wujud komitmen dalam penurunan angka stunting di Labura.
Wakil bupati juga turut menyerahkan piagam penghargaan kepada kepala desa, Puskesmas, kategori terbaik inovasi, terbaik penginputan ePPGBM, terbaik penurunan kasus stunting, operator siga, kader TPK, operator elektronik siap nikah dan hamil (Elsimil) serta stakeholder dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting tahun 2023. (Cad/Syaf)