TASLABNEWS, ASAHAN-Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun anggaran 2024 secara nasional mengurangi alokasi pupuk urea bersubsidi hampir 50 persen termasuk pupuk NPK karena keterbatasan anggaran.
Itu dikatakan Sementara dari keterangan UPTD UPP wilayah 1 Legiman pada wartawan, Kamis (11/1/2024).
“Se-Sumut dan bahkan nasional memang ada pengurangan alokasi pupuk subsidi dari pemerintah pusat karena keterbatasan anggaran,” ujar Legiman.
Selain pengurangan alokasi pupuk urea subsidi, lanjut dia, pupuk NPK subsidi juga dikurangi hingga 70 persen dari jumlah alokasi pupuk NPK yang diusulkan.
Dengan adanya pengurangan alokasi pupuk bersubsidi tahun ini, kata Legiman, Dinas Pertanian setempat melakukan sosialisasi ke kecamatan dan Desa untuk mendukung program Kementan IP 300 dan program menanam padi BK yang berkorelasi dengan program IP 300.
“Harapan kami usulan sesuai dengan e-RDKK 2024 bisa terealisasi , Selain itu kami juga mengajak para petani untuk menggunakan pupuk organik, agar tidak terus bergantung menggunakan pupuk kimia seperti Urea dan IPK.” terang Legiman.
Terpisah petani padi gelisah kwatir hasil panen padi akan turun dratis akibat pengurangan alokasi pupuk bersubsidi.
Hal ini di sampaikan petani padi yang bernama Adi, warga Desa Panca Arga, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan, Sumut, Rabu (13/01/2024)
“Kami petani tidak mendapatkan pupuk subsidi, padahal ini sudah mulai memupuk, dikwatirkan hasil panen padi berkurang kalau tidak di pupuk,” ungkapnya. (Edi/Syaf)