Oleh : H Affan Bey Hutasuhut
Sejak masa remaja hingga usia 71 tahun sekarang ini, belum pernah menemukan persahabat sejati seperti dengan almarhum Kodrat Shah.
Kami semuanya ada 10 orang tidak pernah saling menyakiti, setiap malam bergabung bercanda ria seraya diakhiri makan nasi goreng, martabak, mie rebus, dan lainnya dan pulang ke rumah masing-masing lewat tengah malam.
Pada saat hari libur kami kompak jalan kaki mulai dari Bandar Baru sampai Brastagi.
Kadang pergi memancing di tangkul sekitar Pulau Kampai atau berburu di kawasan Besitang, Almarhum memang cekatan berburu lantaran aktif sebagai anggota Perbakin.
Almarhum aku kenal sejak tahun 1980 setelah ikut bergabung dengan 9 teman terdahulu.
Memasuki tahun 1988 hubungan dan komunikasi mulai berkurang. Sebab Kami masing-masing sadar harus menyiapan masa depan melalui beragam kegiatan.
Almarhum bersama tiga sahabat menuju Pontianak Kalimantan Barat bergerak di bisnis perkebunan sawit. Teman lainnya ada yang bergerak dibidang travel, dokter splesialis anak, dan pengusaha.
Sementara aku sejak bergabung di Majalah TEMPO harus berkelana di banyak daerah.
Sepulang ke Medan tahun 2003, aku senang melihat teman-teman sudah sukses. Kodrat Shah yang lebih sukses sebagai Pengusaha, Ketua Pemuda Pancasila Sumut, Ketua Wantim Golkar Sumut, Sekjen DPP Hanura, selalu berkeras ingin temannya sukses juga .
Dengan pengaruhnya, ia berusaha membantu usaha teman-teman agar lebih berkembang.
Ditengah waktunya yang padat, sesekali ia mengajak kami untuk reuni di rumahnya atau di tempat lain. Selain bercanda, Almarhum selalu mengingatkan kembali kejadian unik atau lucu yang pernah di alami bersama.
Diluar kesibukannya mengurus keluarga, almarhum ini masih terus ingin mewaqafkan dirinya untuk khalayak ramai. Ia pernah jadi Ketua PSMS yang waktu itu masih berada di Posisi liga 2.
Almarhum yang kukenal adalah orang yang sangat konsisten dan komit bila diberi tanggungjawab.
Contohnya, saat Kas PSMS tak cukup kuat untuk membenahi PSMS apa lagi membayar nilai kontrak pemain yang lebih baik. Ia mengeluarkan uang pribadi demi kemajuan PSMS hingga masa itu naik ke liga 1.
Sudah tahu runyamnya membenahi sepak bola, almarhum masih menyisihan waktunya untuk menjadi Ketua Asprov PSSI Sumut. Waktu habis lagi untuk ngurusi Hanura Sumut sebagai Ketua, dan lanjut sebagai Sekjen Hanura Pusat hingga ajal menjemputnya.
Kalau menyumbang uang untuk tugas yang dipercayakan padanya, seperti MPW PP Sumut dan lainnya itu, almarhum selalu membantu.
Almarhum juga kerap bersedekah dan berinfaq kepada kaum duafa.
Tidak mudah mencari sosok seperti Kodrat Shah yang senantiasa ingin bermanfaat kepada orang lain.
Makanya begitu mendengar berita kabar duka meninggalnya insan yang baik ini, Kamis sore (30/10), seketika air mata ini menetes seraya mengucapkan Inna Lillahi Wainnailaihi Roji;un. Ya Allah, ampunkanlah segala dosanya dan terima amal kebaikannya.
Ya Alah, terimalah almarhum dengan Kasih dan Sayang Mu. Dan tuntun serta beri petunjuk dan ketabahan kepada isteri dan enam anak amarhum yang masih membutuhkan kasih sayang Mu ya Rab.Amiin
Selamat Jalan Sahabat, berat memang perpisahan seperti iti, tapi ini sudah kehendak Allah SWT. (*)