TASLABNEWS, ASAHAN-Warga Dusun 9, Desa Meranti Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan sangat menyayangkan lengahnya pemerintah terhadap pekerjaan pembangunan drainase yang berada di Dusun 9.
Masalahnya, pada lokasi proyek itu terdapat papan nama proyek yang tidak memuat keterangan tentang konsultan pengawas.
Itu dikatakan Surya salah seorang warga. Menurutnya, lazimnya sebuah proyek pemerintah dilengkapi dengan papan nama proyek yang berada di sekitar lokasi pekerjaan. Dalam papan nama proyek itu termuat informasi berkaitan dengan pelaksanaan proyek tersebut, termasuk memuat nama konsultan pengawasnya.
“Kalau tidak ada konsultan pengawasnya, kita khawatir dengan pelaksanaan teknis dari proyek ini. Siapa yang mesti bertanggungjawab secara teknis terhadap proyek ini jika tidak ada konsultan pengawas,” ungkap Surya, kepada Taslabnews, Sabtu (02/12/2023)
Sebenarnya Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan berterima kasih atas informasi dan pengawasan yang telah dilakukan oleh warganya, terkait pekerjaan proyek ini.
Dari informasi yang dihimpun Taslabnews menjelaskan bahwa pada proyek pekerjaan Drainase di dusun 9 itu juga tidak ada penjelasan berapa volume pekerjaan yang dikerjakan, yang ada hanya untuk nilai kontrak sebesar : Rp199.525.000, dengan nomor kontrak tidak tertera di papan proyek.
Selain itu, pelaksanaan pekerjaan selama 35 hari, terhitung sejak 17 November 2023 hingga 21 Desember 2023, Kontraktor, CV Avania dan anggaran berasal dari P.APBD Kabupaten Asahan di Dinas Perkim.
Surya mengaku kecewa dengan kinerja kerja Dinas Perkim selaku instansi teknis pengelola proyek ini, yang dimana kesannya tidak serius melakukan dalam pengawasannya.
Ia juga menyesalkan tidak adanya konsultan pengawas pada pelaksanaan proyek ini. Padahal, hemat dia, konsultan pengawas merupakan bagian yang penting dari sebuah pekerjaan fisik proyek, apalagi sudah jelas diatur di dalam Undang undang Kontruksinya.
Dari pantuan taslabnews di lapangan beberapa hari pengerjaan Drainase tidak ada pengawas bahkan pemborong, hal ini bisa menyebabkan pembangunan tersebut terkesan asal jadi.
Salah seorang pekerja yang namanya tak mau di sebutkan mengatakan pemborong bernama bernama Sutres warga Mutiara.
“Pemborong tak pernah datang, kami kerja tak ada pengawas, biasanya pemborong datang di hari sabtu sore, namun ini tidak datang juga,” terangnya. (Edi/Syaf)