TASLABNEWS, ASAHAN – Masyarakat meragukan kualitas bangunan saluran drainase di Dusun 9, Desa Meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang saat ini dikerjakan CV Avania.
Menurut warga setempat, selain tidak pernah dikunjungi pengawas dari instansi terkait, proyek tersebut juga dituding tidak menggunakan material yang tidak sesuai.
Diketahui bahwa proyek yang dikerjakan CV Avania itu menggunakan anggaran sebesar Rp199.525.000, bersumber dari P. APBD Kabupaten Asahan Tahun 2023, merupakan proyek Dinas Perumahan dan Kawasan pemukiman (PERKIM) Kabupaten Asahan.
“Saya tidak pernah melihat pihak dinas terkait mengawasi pekerjaan ini, saya setiap hari disini lho. Bagaimana mau bagus mutu pekerjaan tanpa pengawasan. Jadi wajar saja mereka bekerja seperti itu”, ujarnya warga setempat, MAN (disamarkan) kepada awak media taslabnews.com, Kamis (07/12/2023)
Disebutkannya, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum yang gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten Asahan, yang dikerjakan oleh pihak rekanan (kontraktor), diduga tidak sesuai spesifikasi tekhnik.
Pemborong juga disinyalir telah memanipulasi pekerjaan, sehingga terkesan dikerjakan asal jadi, dengan cara mengurangi kwalitas guna mencari keuntungan lebih besar.
Selain itu MAN menjelaskan, proyek drainase dengan panjang kurang lebih 100 Meter dengan menghabiskan anggaran sebesar itu, tidak masuk di akal.
“Terlalu besar anggarannya, sementara di lokasi pembangunan drainasi sudah ada tembok penahanan tanah sepanjang 80 Meter, sehingga pembangunan drainase tinggal meneruskan saja,” ungkap MAN.
“Saya juga tukang, saya tau pembangunan seperti ini RAB nya seperti apa. Diduga pemberi kerja dan pemborong ada main mata,” tukasnya.
Ditambahkannya, dari semen yang di gunakan, campuran semen dan pasir serta susunan batu padas hanya satu lapis, yang seharusnya 2 lapis.
“Itu besi untuk balok sokong, seharusnya besi 12, ini gunakan besi 10,” tambah man.
Senada dengannya, para pekerja proyek drainase yang namanya juga enggan disebutkan mengatakan bahwa pengawas pekerjaan tidak pernah datang, bahkan mereka juga tidak tau berkerja dengan pemborong mana.
“Pengawas tidak pernah datang, pemborong juga, kami hanya kenal nama tapi tak kenal wajah,” ungkapnya sembari menjelaskan bahwa mereka bekerja dengan sistim harian. (edi/mom)