TASLABNEWS, ASAHAN- Diduga telah terjadi nepotisme dan teori konspirasi berjamaah oleh jajaran pejabat Pemkab Asahan untuk memuluskan program bupati terkait beasiswa berprestasi dan kurang mampu.
Alasannya, dalam hal verifikasi untuk menentukan penerimaan beasiswa tersebut diduga semua titipan elit oligarki pemerintah Asahan.
Pasalnya, meski meraih juara 1 syarhil Al Qur’an MTQ tingkat Kabupaten Asahan, namun Dinda Aulia Nainggolan tidak menerima beasiswa berprestasi dan kurang mampu oleh pemkab Asahan. Hal ini menjadi tanda tanya.
Itu dikatakan Wakil Ketua I Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Al Washliyah Sumatera Utara Said Ibnu Rulian Ahmad yang juga aktivis mahasiswa pemerhati pendidikan, Kamis (21/12/2023).
Ia mengatakan, Pemkab Asahan dalam hal ini Bupati Asahan diduga membuat program hanya untuk kepentingan saja, namun tidak memikirkan nasib masyarakat kalangan bawah.
Said Ibnu Rulian Ahmad menduga, telah terjadi nepotisme dan teori konspirasi berjamaah oleh jajaran pejabat Asahan untuk memuluskan program bupati tersebut yang diduga semuanya tidak melalui verifikasi yang jelas untuk menentukan penerimaan beasiswa tersebut.
Pasalnya dugaan ketidak adilan dalam penerimaan beasiswa berprestasi dan kurang mampu dari pemerintah Asahan ini telah membuat kekecewaan masyarakat kabupaten Asahan.
Sebab, kalaulah ini terbukti bahwa Pemerintah Asahan melakukan ketidak netralan dalam penerimaan beasiswa tersebut, maka ini sudah melanggar sebuah konstitusi UU No 28 Tahun 1999 Tentang Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
“Selanjutnya dugaan ini akan kami tindak lanjuti dan laporkan permasalahan tersebut di Polda Sumatera Utara untuk mencari keadilan bagi masyarakat kabupaten Asahan. Karena ini menyangkut sebuah kepentingan masyarakat,” ucapnya (Edi/Syaf)