TASLABNEWS, ASAHAN-Objek wisata kebun teh Sidamanik di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara layak menjadi pilihan kunjungan di saat liburan wisata.
Kondisi alamnya terbilang masih asri dan asli. Terlebih ruas jalan menuju kecamatan ini, dari Pematangsiantar cukup mulus dengan aspal hitam, dengan pemandangan sawah di kiri kanan.
Tak lebih satu jam berkendara, dari kota Pematangsintar pengunjung bisa sampai di sana.
Pengunjung punya pilihan untuk menikmati panorama alam, mulai dari perkebunan teh di Bah Butong hingga pemandian alam air segar Bah Simatahuting dan Bah Damanik.
Jika pilihan ke Kebun Teh Bah Butong, hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari pusat kota Sidamanik. Ada gapura ukuran besar menyambut pengunjung untuk bisa masuk ke lokasi kebun milik PTP Nusantara IV tersebut.
Tak sedikit warga yang berfoto ria di lokasi hamparan kebun teh hijau yang luas tersebut. Selain berfoto ria di lokasi kebun, warga juga bisa menikmati suasana di pinggiran jalan kebun dengan menggelar tikar sembari menikmati makan minum bersama teman, kerabat dan keluarga.
Harga makanan pun tergolong murah sehingga untuk lapisan masyarakat semua golongan dapat terjangakau.
Salah seorang pedagang minuman dan makanan ringan, Iwan mengatakan selain berjualan juga menyediakan tempat berfoto untuk para pengunjung dengan latar berbagai macam di tengah kebun teh.
Selain itu Iwan juga menyediakan topi bermacam-macam bentuk bagi pengunjung untuk berfoto.
“Selain berjualan saya juga menyediakan tempat berfoto dengan latar bermacam ragam serta topi untuk pengunjung,” terang Iwan.
Selain itu ada buah tangan yang bisa dibawa dari wisata kebun teh Bah Butong, yakni daun teh dalam kemasan.
Di sana bisa ditemukan penjual yang berjalan di sekitar lokasi atau bisa juga membelinya di sebuah lapak kecil yang berada di pintu masuk kebun teh.
Daun teh kering hasil petikan dari kebun teh dibeli oleh pedagang dari pihak kebun dalam bentuk bungkusan. Satu saset bungkusan, penjual jajakan seharga Rp10 ribu.
Penjaja bungkusan teh mengaku, teh yang mereka jual merupakan kualitas nomor tiga.
“Sedangkan kualitas nomor satu dijual ke Jepang dan kualitas nomor dua diekspor ke Singapura,” tutur Bambang warga Sidamanik. (Edi/Syaf)