TASLABNEWS, ASAHAN-Warga Desa Meranti dan Sei Beluru, Kecamatan Meranti kesal dengan galian parit pembatas antara perumahan penduduk dan perkebunan PT BSP Sumatera Plantion.
Hal ini disampaikan oleh Budi warga Desa Meranti, Senin (02/10/2023).
“Pihak perusahaan PT BSP membuat parit pembatas antara perkebunan dengan perkampungan warga tidak maksimal dan asal jadi, sehingga membuat pemandangan sepanjang galian parit sangat buruk sekali,” terang Budi.
Seharusnya timbunan tersebut kemiringannya 45 drajat, agar tanah tidak longsor.
Sementara Iwan warga Desa Sei Beluru mengatakan, kalau memang pihak perkebunan membuat parit dengan alasan agar tidak ada yang mencuri di areal perkebunan, buat saja tembok atau pagar, itu lebih bagus dan ramah lingkungan.
Selain itu batas paret galian perkebunan dan wilayah masayarakat sangat dekat sekali , seharusnya ada jarak minimal 5 M, hal ini untuk menghindari anak- anak di bawa umur (balita) dan penguna jalan tercebur ke galian parit pembatas tersebut.
Ia mengatakan, parit pembatas yang di buat oleh PT BSP, lebar 5 M dan tinggi 7 M, dengan kedalaman lebih kurang 6M. (edi/syaf)