TASLABNEWS, ASAHAN-Seorang wanita berinisial SR dan warga Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (09/09/2023) mendatangi Pesantren Abdullah Bin Masud. Mereka diminta agar oknum bendahara pesantren berinisial MG (43) dicopot dari jabatannya. Karena kepergok istrinya di salah satu hotel di Asahan dan diduga melakukan perjinahan dengan seorang janda beranak 3.
Informasi diperoleh, keduanya merupakan warga Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Warga Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara meminta kepada pengurus Pesantren Abdullah Bin Masud untuk mencopot jabatan MG.
Alasannya, MG di anggap sudah mencemarkan nama baik dan mengotori lingkungan mereka.
Warga mengatakan, MG tertangkap basa oleh istri nya SR (38) di sebuah hotel Marina Kisaran, Sabtu (05/08/2023) dengan JW seorang janda beranak 3.
Selanjutnya oleh SR dilaporankan ke Polres Asahan dengan Nomor:STTLP/599/VII/2023/SPKT/POLRES ASAHAN/POLDA SUMATERA UTARA pada tanggal (05/08/2023) sekira pukul 21.09 wib.
Namun setelah diadakan Musyawarah keluarga, akhirnya pelapor SR dan terlapor MG bersepakat untuk berdamai dengan syarat MG tidak akan mengulangi perbuatannya kembali dan tidak akan berhubungan lagi dengan JW.
Dari keterangan SR, pada jumat (08/09/2023) sekitar jam 23.00 wib, yakni WI yang merupakan anak dari SR dan MG yang melihat MG y berada di rumah JW berduan.
Selanjutnya WI memberitahukan hal itu kepada SR. Atas kejadian itu, dengan di dampingi Kepala Dusun 5 yang bernama Sofian SR mendatangi MG untuk mempertanyakan hal tersebut.
Namun MG tidak menerima di tegur, bahkan terjadi keributan antara SR dan warga setempat. SR juga mengaku di ancam akan di bunuh oleh MG.
“MG tidak terima di tegur oleh kadus, masyarakat dan saya, sehingga terjadi keributan, sampai saya di ancam akan di bunuh. Bahkan suami saya sempat ambil balok kayu untuk menghantam saya,” terang SR.
Karena merasa MG telah melanggar perjanjian yang sudah di sepakati, serta warga yang tidak mau wilayahnya kotor ulah dari MG, warga mendatangi Pesantren Abdullah Bin Masud untuk memecat MG dari jabatannya sebagai bendahara dan meminta MG serta selingkuhannya untuk pergi dari lingkungan mereka.
Atas permintaan masyarakat tersebut Ustadz Sulaiman pimpinan Pesantren Abdullah Bin Masud berjanji akan segera mengadakan rapat terkait status tersebut.
“Kami pihak pesantren tidak bisa asal pecat, harus ada musyawarah dahulu, kalau MG terbukti bersalah akan kami copot,”ungkap ustadz Sulaiman.
Salah seorang warga yang bernama Ani merasa kecewa atas apa yang terjadi dan tidak menyangka kalau MG telah mencemarkan wilayah lingkungan mereka.
“Saya sedih melihat istri si MG. Dia orang baik. Dulu waktu susah, SR sangat rajin membantu MG, namun sekarang saat kehidupan mereka sudah mapan malah diperlakukan seperti ini,” ucapnya
Dari pantauan di lapangan sebanyak 44 warga sekitar pesantren membubuhkan tanda tangan agar pihak pesantren segerah mencopot MG dari jabatannya di karenakan diduga sudah melakukan perzinahan.
Bukan warga setempat saja, yang sudah merasa risih atas perbuatan MG, saudara MG serta anak kandungnya juga ikut mendesak agar MG dan JW untuk pergi dari wilayah mereka. (edi/syaf)