TASLABNEWS, ASAHAN – Walaupun permintaan Lisa (32), warga Jalan Kamboja, Kota Kisaran untuk melahirkan secara operasi disetujui Perawat RSU Setio Husodo, namun dokter kandungan terlambat tiba di rumah sakit. Bayi Pasien BPJS itu lahir secara normal dengan kondisi meninggal dunia.
Erik (39), suami Lisa, sangat berduka atas kehilangan buah hatinya itu. Warga Jalan Kamboja Perumahan Green Modis, Kecamatan Kisaran Timur, Asahan tersebut menuturkan cerita dukanya ke kru media taslabnews.com.
“Pada hari, Sabtu, tanggal 24 Juni 2023 sekitar pukul 20.00 WIB, istri saya yang lagi hamil mengalami mules-mules dan melihat adanya flek darah,” tutur Erik mengawali keterangannya.
Melihat hal yang dialami istrinya, Erik membawa Lisa ke rumah sakit. Sesampainya di RSU Setio Husodo sekitar pukul 20.30 Wib, dan langsung dimasukan ke IGD, menunggu perawat.
“Perawat atau bidan datang, saya dan istri saya dibawa ke ruangan dokter SPOG, lalu di data dan dilakukan pemeriksaan darah terhadap istri saya,” lanjutnya.
Setelah diperiksa, dirinya dan istri menuju ruang persalinan. Selanjutnya Erik mendaftarkan istrinya ke bagian administrasi untuk rawat inap. “Saya mendaftarkan istri saya dengan menggunakan BPJS Kesehatan,” terang Erik.
Setelah itu mereka (Erik dan Lisa) dibawa ke ruangan bersalin, menunggu proses lahiran. Hingga pukul 05.00 WIB (tanggal 25 Juni 2023), istrinya belum juga melahirkan.
“Istri saya minta dioperasi karena terus merasa kesakitan. Istri saya terus merinti ‘tidak tahan lagi’, Bang. Tapi kami tetap disuruh bertahan agar bisa (melahirkan secara) normal,” ungkap Erik.
Sekitar pukul 08.00 WIB (tanggal 26 Juni 2023 pagi), istri saya kembali minta dioperasi saja, dan disetujui oleh perawat sembari menunggu proses kelahiran secara normal, karena menunggu tim untuk operasi, sekitar kurang lebih 1 jam untuk persiapan operasi.
“Dalam persiapan operasi, sekitar pukul 08.40 WIB, saya menandatangani surat-surat untuk proses operasi,” terangnya.
Namun hingga pukul 10.00 WIB, dokter dan tim yang akan menangani operasi kelahiran itu belum juga datang.
Dikarenakan istri Erik mengalami pecah ketuban sekitar pukul 10.00 lewat, akhirnya proses melahirkan dilakukan secara normal.
“Alhamdulillah istri bisa melahirkan anak kami sekitar pukul 10.40 WIB, tetapi anak kami sudah tidak menangis saat lahir dan dikejar adik saya ke ruang bayi,” kata Erik sembari mengungkapkan bahwa saat kelahiran, tangan bayi yang lebih dulu keluar.
Setelah kurang lebih dari 15 menit, Erik dipanggil dibawa adiknya ke ruangan bayi. Disitu Erik melihat anaknya sudah tidak bernapas lagi dengan kondisi bagian dadanya terlihat biru-biru.
“Setelah proses administrasi anak saya bisa di bawa pulang langsung saya bawa untuk di kebumikan,” ujarnya.
Ditambahkannya, dari sejak masuk hingga keluar RSU Setio Husodo, dokter kandungan yag diketahuinya bernama dr Riris Telaumbanua SpOg tidak berada di rumah sakit.
“Saat akan membawa jasad bayi kami pulang ke rumah, kami baru bertemu dokter itu. Dan dr Riris hanya mengucapkan maaf atas kejadian tersebut kepada kami,” tuturnya sedih.
Erik berharap, apa yang dialaminya tidak kembali terjadi kepada pasien lainnya, terutama kepada Pasien BPJS.
Saat hal ini coba dikonfirmasi, salah seorang pegawai tak mau menjawab dan pergi meninggalkan wartawan.
Sedangkan pegawai lainnya ditanya kemana wartawan bisa konfirmasi dengan pihak manajemen RSU, mengaku tak tau dan juga pergi meninggalkan wartawan. (edi/mom)