TASLABNEWS, ASAHAN – Bupati Asahan melalui instansi terkait Pemerintah Kabupaten Asahan dianggap cuek dan seakan tutup mata atas penderitaan petani di Dusun 15, Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang.
Pasalnya sudah puluhan tahun para petani di sana tidak pernah menikmati hasil panen dan akses ke lokasi pertanian hanya lewat air.
Hal ini di sampaikan oleh Ketua Koperasi Tani Sehati Ahmad Saiful Harahap, Sabtu (10/06/2023).
Dari keterangan Ahmad, semenjak tahun 1997, petani yang membuka lahan di sini tidak pernah merasakan hasil panen. Hal ini di karenakan setiap bercocok tanam dan akan panen lahan pertanian mereka selalu tergenang banjir.
Selain itu, petani yang akan ke ladang harus lewat air, naik sampan yang harus mengeluarkan biaya lagi. Bisa lewat jalur darat lewat areal perkebunan PT IPS (Inti Palm Sumatera), namun sayangnya pihak perusahaan tidak mengijinkan walau masyarakat sudah memohon.
Lanjut Ahmad, sebenarnya masalah air dapat di selesaikan asal Pemerintah Kabupaten Asahan mau membuka saluran sungai Nantalu yang di tutup oleh PT IPS.
Seterusnya kanal yang berada di PT IPS ada 3, kalau ketiganya di buka maka areal pertanian yang yang tergabung dalam koperasi tani sehati tidak akan kebanjiran.
Ahmad berharap kepada Bupati Asahan melalui instansi terkait di jajaran pemerintah kabupaten Asahan agar membantu para petani dalam menyelesaikan masalah jalan dan banjir tersebut.
Menurut Ahmad, suatu perusahaan yang akan masuk ke suatu wilayah seharusnya mensejaterakan warga setempat, bukan sebaliknya.
“Kami petani di persulit, untuk lewat dari areal perkebunan mereka saja tidak boleh,” ungkap Ahmad.
Hal yang sama di sampaikan oleh L Sirait (75). Menurut nya, semenjak ia membuka lahan tahun 1997 di wilayah tersebut, tidak pernah merasakan hasil panen.
“Asal mau panen selalu datang air, jadi kebanjiran lahanku terus seperti itu,” terang Sirait.
Diketahui petani yang berada di Dusun 15, Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang tergabung dalam koperasi tani sehati dengan SK 4717/LHK/PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018 dari Kementrian Lingkungan hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan luas lahan 363, dengan jumlah anggota 184 orang. (Edi/Syaf)