TASLABNEWS.COM, LABUHANBATU – Pedagang yang berjualan di kawasan Pasar Gelugur Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, ternyata membayar uang lapak sebesar Rp 300 ribu per bulannya tergantung besaran lapak atau tempat yang digunakan.
Hal tersebut dikatakan oleh YB salahseorang pedagang di kawasan pasar Gelugur Rantauprapat kepada wartawan, Rabu (5/3/2023) siang saat ditemui di tempatnya berjualan.
“Kami bayar Rp 300 perbulan untuk lapak jualan ini. Sebelumnya Rp. 250 ribu,” ujar YB seraya menunjukkan lapak jualannya yang lebarnya kurang lebih dua meter itu.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa, tidak ada upaya yang bisa dilakukannya kecuali dengan membayar untuk tetap bertahan di lapak tersebut.
Padahal sebelumnya, YB sama sekali tidak pernah membayar uang lapak untuk bisa berjualan di kawasan Pasar Gelugur Rantauprapat tersebut.
Namun, sejak dibangunnya kamar mandi umum di pasar tersebut, lapaknya dikenakan biaya perbulan.
“Awalnya saya tidak bayar sebelum kamar mandi difungsikan. Ternyata setelah difungsikan saya di haruskan bayar lapak oleh pemenang tender kamar mandi tersebut,” ungkap YB.
Selain membayar biaya lapak perbulannya, kata YB, dirinya juga diwajibkan untuk membayar retribusi lapak sebesar Rp 5000 perhari.
“Tempat saya di hitung 2 meter, karena permeter lapak dikenakan Rp. 2500 oleh pihak Dinas Pasar, perhari. Lain uang sampah Rp 1.500,” jelasnya.
Terkait hal ini, Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Labuhanbatu Hamdi kepada wartawan menjelaskan, kutipan retribusi perhari sudah diatur didalam Peraturan Daerah.
“Pihak Dinas wajib mengutip retribusi sesuai besaran nilai karcis kepada para pedagang yang menggunakan fasilitas Pasar Gelugur Rantauprapat,” jelas Hamdi, Kamis (6/4/2023) di ruang kerjanya.
Hamdi juga menjelaskan bahwa pihak Disperindag Labuhanbatu hanya mewajibkan kepada para pemilik kios di lantai 1 maupun lantai 2 yang berada di pasar Gelugur tersebut membayar sewa sesuai Perda.
“Selain dari pembayaran sewa kios, pihak Disperindag Labuhanbatu tidak membebankan biaya bulanan bagi para pedagang untuk lapak di Pasar Gelugur tersebut. Kalau pun seperti itu, kemungkinan permainan oknum,” tandasnya. (CS/Syaf)