NENEK moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada takut menempuh badai sudah biasa.
Itulah sepenggal lirik lagu “Nenek Moyangku” ciptaan Ibu Sud pada Tahun 1940 yang menjadi lagi kesayangan anak-anak yang cukup populer.
Oleh: Drs Nurdin Surbakti
Mungkin lagu tersebut untuk membangkitkan semangat kepada anak Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai keberadaan luasnya laut Indonesia dan untuk tidak takut mencari rezeki di laut, baik menjadi nelayan maun menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia.
Ternyata Allah memberikan sumber rezeki bukan hanya di darat bahkan di laut pun banyak sumber rezeki bagi khidupan rakyat terutama mereka para Nelayan.
Mungkin dari lagu “Nenek Moyangku.” yang terkenal tangguh dan berani mengarungi laut untuk mencari ikan inilah yang membuat sosok Syahril seorang nelayan dari bagan Asahan semangat mencari mata pencahariannya dari menangkap ikan.
Selasa (4/4/2023) sore tampak ramai kapal ikan nelayan yang baru pulang dari melaut dan merapat kedermaga Bagan Asahan dengan membawa hasil tangkapan berupa ikan, udang maupun kerang.
Begitu sampai dermaga sudah menunggu Agen yang membeli hasil tangkapa mereka sambil menimbang barulah ikan maupun udang dimasukkan kedalam fiber agar tidak busuk.
Seperti yang dikemukakan seorang nelayan bahwa harga udang Rp25 sampai Rp30 ribu per kg. Sementara harga kerang antara Rp16 sampai Rp30 ribu per kg.
“Alhamdulillah lah pak hari ini Lumayan rezeki yang kami dapatkan walaupun air agak besar, panas menyengat tubuh. Tapi demi menghidupi keluarga dan untuk biaya sekolah anak memang harus dijalani. Alhamdulillah di bulan Ramadhan ini rezeki yang di beri Allah kepada kami para Nelayan. Kami berdoa semoga cuaca bagus dan Juga selalu diberikann rezeki dari Allah sehingga mengais Rezeki di laut menjadi harapan kami untuk mengais rezeki di laut, walaupun kehidupan kami belum sejahtera,” ucap Syahril.
“Lihatlah rumah kami yang tak layak huni mengakhiri,” ucapnya mengakhiri. (***)