UNTUK menciptakan masyarakat yang sejahtera, religius dan berkarakter, dibutuhkan keluarga yang sehat. Salah satunya dengan membebaskan masyarakat dari kasus stunting yang menjadi momok menakutkan bagi ibu dan anak.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang salah satu penyebabya adalah kurang gizi kronis, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, yang mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Oleh: Salomo Malau
Kita ketahui bahwa pada awal tahun 2023 ini, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota semakin menggalakan pelaksanaan program-program penanganan stunting. Hal tersebut juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, yang memiliki 25 kecamatan.
Berdasarkan data yang disampaikan Bupati Asahan melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, dr. Nanang FA, Sp PK bahwa angka prevalensi stunting Kabupaten Asahan terus menurun.
Sampai dengan tahun 2022 lalu, jumlah kasus stunting di Kabupaten Asahan sebanyak 295 anak atau 15,3 Persen.. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan jumlah kasus stunting pada tahun 2021, yang sebanyak 462 anak atau 18.9 Persen.
Walaupun mengalami penurunan jumlah kasus, Pemkab Asahan melalui Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Asahan, agar Kabupaten Asahan terbebas dari stunting.
Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, Fahrizal Pohan. Bahwa dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan prevalensi balita stunting, upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil.
“Karenanya, dalam kegiatan ini sasaran utamanya adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES),” ujar Fahrizal.
Hal senada disampaikan Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Asahan, Arbin Tanjung saat ditemui TASLABNEWS, Sabtu (25/2/2023).
Ia menyarankan kepada ibu hamil di Asahan, untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan minimal dua sampai enam kali dengan melakukan USG, mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali dan mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari.
Dengan begitu, terjadinya stunting dapat diminimalisir serendah mungkin. Selain itu kesehatan si ibu dan calon bayi yang di kandungnya bisa dikontrol secara rutin.
Arbin juga meminta para ibu hamil agar tetap selalu menjaga kesehatan dengan cara melakukan pola hidup sehat, dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi. Karena gizi yang baik bisa mempengaruhi kesehatan calon bayi yang ada di dalam kandungan.
Arbin menambahkan, dalam menangani stunting, Pemkab Asahan telah memerintahkan sejumlah dinas terkait untuk melakukan sosialiasi. Bahkan Pemkab Asahan melalui dinas perikanan telah melakukan sosialisasi tentang cara pengolahan ikan yang baik, untuk mencukupi asupan gizi bagi ibu hamil.
Harapannya, dengan adanya kegiatan itu masyarakat akan mengetahui akan pentingnya meningkatkan asupan gizi guna menurunkan kasus stunting di Kabupaten Asahan.
“Nah, Dinas Kesehatan Pemkab Asahan sudah banyak melakukan sosialisasi agar bisa menurunkan kasus stunting di Asahan. Diantaranya mengimbau ibu hamil agar rutin datang ke puskesmas, posyandu dan rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya dan calon bayinya,” ucap Arbin.
Lebih lanjut Arbin juga mengungkapkan bahwa Bupati Asahan telah mengingatkan Kadis Kesehatan dan Kepala Puskesmas untuk meningkatkan kegiatan pada setiap posyandu yang ada di Desa/Kelurahan untuk memantau Kesehatan balita, agar terjauh dari stunting.
“Itu berfaedah langsung dalam pelaksanaan Pencanangan Sub Pin Polio yang serentak dilakukan di Indonesia. Pada pelaksanaan hari ke-6, Sub Pin Polio di Kabupaten Asahan sudah mencapai 88,2 persen dari target 95% yang ditentukan oleh Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI,” tuturnya.
Disebutkannya, pencapaian 88,2 % tersebut merupakan kerja keras seluruh komponen, baik tenaga kesehatan, TNI-Polri, Forkopimcam, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Kader Postandu dan masyarakat yang ikut serta dalam pencapaian target tersebut.
Upaya lain yang dilakukan Pemkab Asahan dalam menurunkan angka stunting adalah sosialisai kepada masyarakat untuk penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh setiap rumah tangga, dengan meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Menurut Ahli Epidemiologi, Desi Ari Apsari, SKM, MPH, penyebab stunting tidak melulu hanya karena kurangnya gizi pada anak balita. Masalah bisa lebih kompleks, seperti pendapatan dari keluarga yang kurang mencukupi, kesehatan dan kesiapan dari orang tua dalam berumah tangga (biasanya karena pernikahan dini), lingkungan tempat tinggal yang kurang higienis, atau sanitasi dan sarana mandi, cuci, kakus yang tidak sehat, termasuk masih adanya keterbatasan terhadap akses pada air bersih.
Stunting juga bisa disebabkan oleh infeksi pada balita yang berulang kali, atau karena keturunan. Oleh karena itu, penyelesaian terhadap masalah stunting pun harus dilakukan dengan berbagai cara secara terintegrasi dan kolaboratif, oleh berbagai pihak atau instansi selaku pemangku kepentingan.
“Stunting juga memiliki kaitan yang erat dengan infeksi berulang. Infeksi berulang yang terjadi dalam waktu cukup lama bisa menjadi faktor pemicu terjadinya stunting. Kejadian infeksi sangat terkait dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat, seperti tidak tersedianya akses air bersih, sarana sanitasi layak, dan pengelolaan sampah,” terangnya.
“Dengan demikian, penyediaan air bersih dan sanitasi memiliki peran penting dalam penurunan stunting karena berhubungan erat dengan upaya pencegahan infeksi penyakit,” pungkas Dosen di Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan melalui Petugas Kesehatan di Puskesmas bekerjasama dengan Personel TNI melakukan sosialisasi Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada masyarakat.
Seperti pada bulan Desember 2022 lalu, kerjasama yang dilakukan Personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 15/Bandar Pulau jajaran Kodim 0208/Asahan dan Puskesmas Rahuning, dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi dan verifikasi tentang tidak buang air besar sembarangan.
Kegiatan sosialisasi tersebut juga dilanjutkan dengan melakukan pengecekan ke rumah masyarakat yang sudah memiliki jamban yang bersih dan sehat.
Sosialisasi yang sama juga dilakukan Koramil 16/Pulau Rakyat, Kodim 0208/Asahan dengan Puskesmas Aek Loba, dengan menggelar Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diselenggarakan di Balai Sengon Sari.
Sosialisasi itu dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi total berbasis masyarakat, meningkatkan akses kebersihan dan kesehatan lingkungan, sarana jamban serta menurunkan angka buang air besar sembarangan.
“Upaya-upaya sosialisasi tentang santiasi, kesehatan lingkungan dan perilaku sehat, seperti tidak buang air besar sembarangan, itu juga berhubungan dengan pencegahan kejadian stunting,” Kepala Puskesmas Sei Kepayang, Selamet Santoso SKM kepada taslabnews.com, Senin (6/3/2023).
Diungkapkannya, kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan di daerah Rahuning, Aek Loba tersebut juga telah dilakukan Dinas Kesehatan di seluruh desa di Kabupatena Asahan, sejak beberapa tahun lalu.
“Dan sampai saat ini masih terus digiatkan,” ujar Selamat, sembari menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah delapan desa yang masyarakatnya sadar untuk tidak buang air besar sembarangan.
Sedangkan untuk penyediaan air bersih, Pemkab Asahan juga melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ruang (PR) dalam rangka penyediaan sarana air bersih, melalui program Penyediaan Air minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
“Dari kerjasama tersebut, Pemkab Asahan telah menerima 17 aset sarana dan prasarana air bersih dari Dirjen Kementerian PUPR RI, pada tahun 2021 lalu,” tutur Arbin.
Diuraikannya, ke-17 aset yang diterima Pemkab Asahan tersebut, berupa peningkatan prasarana dan sarana air bersih (ASH-04) di Kecamatan Kota Kisaran Barat, prasarana dan sarana air bersih (ASH-03) di Kecamatan Kota Kisaran Barat, pengadaan dan pemasangan jaringan pipa dan Acc (ASH_02.BP.2010) di Kecamatan Kota Kisaran Barat, pembuatan sumur bor dan bangunan pendukung (ASH_01.DS.2010) di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.
Optimalisasi IPA Bukit Katarina (ASH_01.BP.2010) di Kecamatan Kota Kisaran Barat, pengadaan pemasangan IPA baja lengkap 20 Lpd dan perpipaan (SPAM.IKK.11.01) di Kecamatan Sei Kepayang, pembangunan sumur bor, bangunan pendukung dan jaringan pipa Desa Silo Baru (PKPAM.DS.13.03) di Kecamatan Silo Laut, pembangunan sumur bor, bangunan pendukung dan jaringan pipa Desa Pematang Sei Baru (PKPAM.DS.13.07) di Kecamatan Tanjungbalai, pembangunan Intake, IPA Kap 30 Lpd, perpompaan dan bangunan operasional (PKPAM.DS.13.02) di Kecamatan Air Joman.
Selanjutnya pembangunan JDU (mendukung IKK Multiyears) IKK Simpang Empat (PKPAM.IKK.13.05) dari Kecamatan Kota Kisaran Barat s/d Kecamatan Sei Dadap, pengadaan dan pemasangan jaringan pipa Desa Punggul Air Joman (PKPAM.DS.13.06) di Kecamatan Air Joman, optimalisasi SPAM IKK Sei Kepayang (PKPAM.MBR.P.15.06) di Kecamatan Sei Kepayang, optimalisasi SPAM (PAM.KT.16.08) di Kecamatan Sei Kepayang Induk, pengembangan jaringan SPAM IKK Kisaran Timur (PSPAM.KT.18.01) di Kecamatan Kota Kisaran Barat, optimalisasi IKK Sei Kepayang (PSPAM.KT.18.05) di Kecamatan Sei Kepayang Barat, optimalisasi SPAM Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Tanjung Balai (PSPAM.RAT.18.01) di Kecamatan Silau Laut dan yang terakhir optimalisasi SPAM IKK Kisaran Timur, Kabupaten Asahan (PSPAM.KT.19.07) dari Kecamatan Kota Kisaran Barat s/d Kecamatan Kota Kisaran Timur.
Tidak kalah penting lagi, di bidang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Asahan yang dipimpin oleh Hj. Titiek Sugiharti, yang turut andil dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Asahan.
Hal itu terlihat dari penghargaan-penghargaan yang berhasil diraih TP PKK Kabupaten Asahan dalam lomba tingkat Provinsi Sumatera Utara. Dimana pada tahun 2022 lalu, Desa Ambalutu, Kecamatan Buntu Pane meraih penghargaan terbaik pertama kategori lomba Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR).
Kemudian Desa Bunut Seberang, Kecamatan Pulau Bandring meraih penghargaan sebagai terbaik pertama kategori lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS), Desa Sengon Sari, Kecamatan Aek Kuasan berhasil meraih terbaik dua dalam lomba Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Kesehatan (PKK-KKBPK-Kes).
Selanjutnya, Desa Aek Korsik, Kecamatan Aek Ledong meraih penghargaan terbaik dua pada kategori lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Desa Silau Maraja, Kecamatan Silau Laut meraih penghargaan sebagai terbaik ketiga kategori lomba pelaksana terbaik posyandu,
Ditegaskan Arbin, Bupati Asahan sangat serius dan secara terus menerus mengingatkan kepada Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bekerjasama dalam hal penanganan stunting demi tercapainya Masyarakat Asahan Sejahtera, Yang Religius dan Berkarakter. (*)