TASLABNEWS, TAPSEL – Bebagai upaya terus dilakukan PT Agincourt Resources (PTAR), untuk meningkatkan produktivitas petani sawah. Salah satunya memberikan pendampingan kepada kelompok tani di sekitar lingkar tambang, sekaligus menawarkan dan menerapkan konsep pertanian organik dan berkelanjutan.
Selain berproduktivitas tinggi, dengan sistem pertanian modern dan berkelanjutan, petani diharapkan bisa hidup sehat, lebih ekonomis, serta dapat menjaga kestabilan dan kelestarian lingkungan.
Bukan hal yang mudah mengubah kebiasaan petani yang sebelumnya melakukan proses budidaya pertanian secara konvensional, ke konsep pertanian organik dan berkelanjutan. Mindset petani yang lebih mengutamakan produktivitas tanpa menghiraukan ketersediaan dan keberlanjutan pertanian, menjadi momok dalam program peningkatan kesejahteraan petani sawah ini.
Namun dengan kegigihan dan keinginan yang luhur, PTAR berhasil mengubah mindset tersebut, ke petani berpola pikir yang mengutamakan konsep jangka panjang. Pertanian dapat dilanjutkan dalam jangka waktu yang lama akhirnya terwujudkan.
Manager Community Development PT Agincourt Resources, Rohani Simbolon, mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan pendampingan budidaya pertanian organik kepada petani sejak tahun 2015.
Salah satunya, Kelompok Tani Gria Upa Tondi Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
“Dalam proses budidaya padi, PT Agincourt Resources, mendampingi petani menerapkan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis,” kata Rohani, Rabu (25/1/2023).
Menurutnya, selain tidak menghiraukan konsep jangka panjang, pertanian konvensional akan menyebabkan petani hidup dengan pencemaran bahan-bahan kimia yang mengganggu kesehatan. Ketahanan hasil produksi juga hanya berlangsung dalam jangka pendek.
Berbeda dengan tehnik pertanian organik, selain produktivitas yang diutamakan, kestabilan dan kelestarian lingkungan juga sangat diutamakan. Pertanian organik menerapkan konsep jangka panjang agar pertanian dapat dilanjutkan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk mensukseskan program tersebut, sambung Rohani, PTAR menjalin kerjasama dengan PPL, memberi pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan tentang tehnik pertanian organik. Petani juga diedukasi tata cara pengolahan pupuk kompos, yang berasal dari kotoran hewan dan sampah pasar.
“Petani akhirnya menyadari jika sistem pertanian organik lebih menguntungkan, ekonomis, dan sehat,” sebutnya.
Tidak berhenti sampai disitu, PT Agincourt Resources juga memfasilitasi agar seluruh proses budidaya dan produk mendapat sertifikasi organik dari LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organic Seloliman), serta sertifikasi halal dari MUI Provinsi Sumatera Utara.
“Pada tahun 2019, Koptan Gria Upa Tondi berhasil lulus sertifikasi organik dan halal. Ini membuktikan jika hamparan persawahan yang lokasinya hanya berjarak 1 – 1.5 km dari pit aktif, tidak terdampak aktivitas tambang,” tutur Rohani.
Ditempat terpisah, Ketua Kelompok Tani Gria Upa Tondi, Fahri Hasibuan (70), mengakui jika pendampingan yang dilakukan pihak PTAR memberi manfaat yang banyak kepada kelompok tani yang dipimpinnya.
“Selain mampu meningkatkan produksivitas, sistem pertanian organik dan berkelanjutan yang mereka terapkan saat inu lebih menguntungkan, ekonomis, dan sehat. Dan yang lebih utama, hamparan persawahan ini masih bisa kami wariskan ke anak cucu,” ujar Fahri.
Masih kata Fahri, untuk efektivitas budidaya, PTAR membangun saluran irigasi, jalan usaha tani, serta memberi bantuan alat mesin pertanian (alsintan). Namun walaupun demikian, Farhi masih selalu berharap PTAR terus memberikan pendampingan, sekalugus memfasilitasi mesin pengolahan bulir padi.
“Ketiadaan mesin giling menjadi problema kita saat ini. Kita ingin ada mesin giling khusus, agar hasil budidaya padi kita tidak bercampur dengan petani konvensional,” tukasnya. (ztm/syaf)