TASLABNEWS, ASAHAN – Merasa pasien hamil telah pecah ketuban belum mendapat penanganan yang optimal dari Pihak RSU Bunda Mulia Kisaran, menjadi penyebab Oknum DPRD Asahan fraksi PDI-Perjuangan (PDI-P), Parlindungan Manurung (PM) bersuara agak keras di rumah sakit tersebut.
Dikutip dari website www.hellosehat.com, pecahnya air ketuban menjadi sinyal tubuh bahwa ibu hamil sudah menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Air ketuban bisa keluar menetes bocor, mengalir, atau menyembur kuat.
Anggota DPRD Kabupaten Asahan dari fraksi PDI-P, Parlindungan Manurung menyampaikan konfirmasi kepada kru media, terkait persoalan dirinya ribut di RSU Bunda Mulia Kisaran yang terjadi pada hari, Kamis (7/4/2022) lalu, di Doorsmeer 88, Jalan Kartini, Kisaran.
Diungkapkan Parlindungan Manurung bahwa pasien bernama Elfi boru Simbolon merupakan warga Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang juga tetangga sekaligus kerabat istrinya, boru Sitanggang. Elfi merupakan istri dari Anggota TNI, yang saat ini, suami Elfi bertugas di Kendari dan diberangkatkan ke Papua, berjuang demi negara Indonesia
“Untuk sementara, Elfi boru Simbolon tinggal di rumah orangtuanya di Kecamatan BP Mandoge. Pada hari Senin (4/4/2022), Ibu Elfi merasakan pecah ketuban. Dia datang dan bertanya ke bidan, ke rumah sakit mana Elfi akan dirujuk,” urai Parulian Manurung, Sabtu (9/7/2022) sore.
Lanjutnya, lalu Bidan merujuk Elfi boru Simbolon ke RSU Bunda Mulia Kisaran, untuk mendapat penanganan medis atas kehamilan Elfi yang dalam kondisi diduga telah pecah ketuban. Elfi pun diantarkan ke RSU Bunda Mulia Kisaran, Senin (4/4/2022).
“Berangkat dari Sei Nadoras, Kecamatan BP Mandoge Pasien sekitar pukul 18.30 WIB, sampai di RSU Bunda Mulia Kisaran sekitar pukul 20.30 WIB. Sampai di rumah sakit, dirawat oleh RSU Bunda Mulia,” ujar Anggota DPRD Asahan dari fraksi PDI-P tersebut.
Beberapa hari kemudian, Rabu (6/4/2022) sekira pukul 12.00 WIB, istri Parlindungan Manurung menjenguk Elfi boru Simbolon di RSU Bunda Mulia. Boru Sitanggang melihat pakaian/kain yang dipakai adiknya, Elfi boru Simbolon, sudah basah, diduga karena rembesan air ketuban.
“Istri saya pun membujuk adiknya untuk dirujuk ke rumah sakit lain. Dan keluarga pun mengatakan ‘iya Kak, kami sudah akan di rujuk ke RSU H Adam Malik Medan,” ungkap Parlindungan terkait pembicaraan istrinya dengan keluarga Elfi di RSU Bunda Mulia.
Namun keesokkannya Parlindungan memperoleh kabar bahwa Elfi boru Simbolon tidak jadi di rujuk ke RSU H Adam Malik Medan. Menurut Pihak RSU Bunda Mulia, RSU H Adam Malik Medan telah penuh. Oleh sebab itu Parlindungan bergegas menghubungi RSU Grand Medistra Lubuk Pakam untuk rujukan seraya menuju ke RSU Bunda Mulia Kisaran.
Setelah mendapat persetujuan dari RSU Grand Medistra, Parlindungan menyampaikan hal tersebut dan meminta agar Pihak RSU Bunda Mulia segera mengeluarkan rujukan itu dikarenakan Parulian melihat kondisi Pasien yang kritis.
“Pihak rumah sakit mengatakan, “Nanti Pak, ada dua pilihan, RSUD Pringadi Medan dan RSU Grand Medistra,” ujar Parlindungan menirukan perkataan Pihak RSU Bunda Mulia Kisaran.
“Loh, inikan RSU Grand Medistra sudah bersedia. Tinggal berangkat, ini kan taruhan nyawa, ini keluarga saya,” ujar Parlindungan mengulang perkataannya kepada Pihak RSU Bunda Mulia.
Merasa kesal, Parlindungan bertanya ke Pihak RSU Bunda Mulia Kisaran, “Mana dokternya, dan dijawab Pihak RS, nanti Pak saya cari, dokter belum datang”. Karena Parlindungan bersuara agak keras, dr Binsar P Sitanggang, Pemilik RSU Bunda Mulia Kisaran keluar dari satu ruangan.
“Pak Dokter, boleh saya berbicara sebentar di ruangan,” tanya Parlindungan kepada dr Binsar P Sitanggang yang berbaju kuning.
“Oh tidak bisa. Didepan itu aja,” ujar Parlindungan mengulang perkataan dr Binsar yang memaksudkan untuk berbicara di depan pasien.
Kepada dr Binsar, Parlindungan pun kembali memohon agar Pasien Elfi cepat dirujuk ke RSU Medistra. Namun Parlindungan mendapat ucapan ketus dari dr Binsar.
“Anda siapa? Mau Anda apa? Maksud Anda siapa? Darimana?,” ujar Parlindungan, menirukan kembali ucapan dr Binsar kepadanya.
“Saya Parlindungan Manurung. Anggota DPRD Asahan dari Komisi B. Tupoksi saya di bidang kesehatan,” jawabnya dengan maksud agar Pasien segera dapat dibawa ataupun diantar ke RSU Grand Medistra Lubuk Pakam, Deli Serdang.
Diterangkannya, disitulah terjadi perdebatan antara dirinya dengan dr Binsar. “Tidak ada terjadi dorongan atau pemukulan disitu,” jelasnya.
Anggota DPRD itu juga mendengar ketika dr Binsar P Sitanggang menelepon Ketua Partai PDI-P Asahan, Rosmansyah, yang mengadukan Parlindungan membuat keributan di RSU Bunda Mulia Kisaran.
“Saya dengar ucapan dr Binsar melalui telepon kepada Ketua PDI-P Asahan, “Ketua Rosmansyah, ini anak buahmu membuat keributan saja,” tutur Parlindungan Manurung yang pada saat itu mengaku berada di pinggir jalan depan rumah sakit.
Diungkapkannya, akhirnya Pasien Elfi boru Simbolon diantarkan, Kamis (7/4/2022), sekitar pukul 24.00 WIB, tiba di RSU Grand Medistra, Jumat (8/4/2022), sekitar pukul 03.00 WIB dan segera mendapat penanganan medis oleh Pihak RSU Grand Medistra.
“Anak lahir dalam kondisi sehat pada hari Jumat sore. Kondisi si Ibu pun sehat,” ujar Parlindungan Manurung.
Anggota DPRD itu membantah tudingan dr Binsar bahwasanya akibat suara keras Parlindungan Manurung, terjadi keributan yang menimbulkan ketidaknyamanan pasien RSU Bunda Mulia.
“Saya berbicara di ruang tunggu saja. Bukan di ruang IGD ataupun ruang perawatan pasien. Karena dia (dr Binsar P Sitanggang) menolak berbicara di ruang kerjanya,” terangnya kepada kru media. (edi/mom)