TASLABNEWS, ASAHAN-Buku selayang pandang tentang berdirinya Kesultanan Asahan dan Kabupaten Asahan yang diterbitkan Pemkab Asahan tak sesuai fakta dan diprotes para juriat/keturunan Kesultanan Asahan.
Buku yang selalu dibacakan Bupati Asahan, Wakil Bupati dan Sekda dalam pidato diacara sidang paripurna menyambut hari jadi Kabupaten Asahan itu menjadi pembicaraan para juriat Kesultanan Asahan.
Pasalnya, sejarah berdirinya Kesultanan Asahan yang tercantum di buku selayang pandang tersebut berbeda dengan sejarah yang dimiliki para juriat Kesultanan Asahan.
Salah satu juriat Kesultanan Asahan Raja Cordex. Menurut Cordex, sudah sewajarnya jika buku selayang itu diperbaiki sesuai fakta.
“Kami para juriat kesultanan Asahan meminta agar buku selayang pandang itu dibuat sesuai fakta. Kami minta bertemu bupati, wakil Bupati, sekda, kadis perpustakaan, kadis pendidikan dan Dispora juga Bappeda untuk meminta agar buku itu diperbaiki,” ucapnya.
Senada dikatakan Haurasyah atau yang akrab dipanggil Alam Tengkulok kepada TASLABNEWS, Minggu (27/4/2022). Ia mengatakan, jika buku selayang pandang itu dijadikan acuan tentang sejarah berdirinya Kesultanan Asahan dan Kabupaten Asahan, hal itu merupakan pengkaburan sejarah dan tidak sesuai fakta.
“Artinya sejarah Kesultanan Asahan yang ada dalam buku selayang pandang itu tak sesuai dengan sejarah yang sesungguhnya,” ucapnya.
Sementara Syafruddin Yusuf SE yang merupakan keturunan dari Syahlansyah mengatakan, sudah sewajarnya jika buku selayang pandang itu diperbaiki sesuai dengan fakta yang sesungguhnya sesuai dengan data yang dimiliki juriat Kesultanan Asahan.
Karena para juriat Sultan Asahan itu sedikit banyaknya pasti mengetahui sejarah berdirinya Kesultanan Asahan. Jadi pembuatan buku selayang pandang itu jelas Refrensinya.
Syafruddin yang juga Ketua PD Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Asahan-Batubara juga mempertanyakan dari mana refrensi Pemkab Asahan dalam menyusun dan menerbitkan buku selayang pandang tersebut.
Saat masalah buku selayang pandang tersebut coba dikonfirmasi ke Bupati Asahan, Ketua DPRD Asahan dan sejumlah anggota DPRD belum memberikan jawaban.
Sementara Kadis Kominfo Asahan Syamsuddin mengakui jika buku itu selalu dibacakan dalam sidang paripurna saat menyambut HUT Kabupaten Asahan.
Syamsudin juga meminta kepada para juriat/kesultanan Asahan mengirim surat ke Bupati Asahan agar bisa menceritakan sejarah berdirinya Kesultanan Asahan dan Kabupaten Asahan. (Edi/mom)