TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Siswi salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Tanjungbalai, SSS (10) dilaporkan sakit setelah 7 hari divaksinasi Covid-19, Selasa (25/01/2022). Beberapa hari dirawat di rumah sakit, SSS meninggal dunia.
Ayah SSS, Saptono (43), warga Jalan Busubillah, Lingkungan VIII, Kelurahan Pulau Simardan, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjungbalai, mengatakan bahwa anaknya mendapat vaksinasi di sekolahnya pada hari Senin-11-01-2022.
“Beberapa hari usai di vaksinasi , SSS mengatakan kepalanya pusing dan merasa mual. Kami menganggap S mengalami demam biasa. Namun setelah seminggu anak saya langsung drop dan mulai muntah darah,” urai Saptono.
Lanjutnya, hari Sabtu sekitar pukul. 13:17 WIB, SSS dilarikan ke Rumah Sakit Husada. Sesampainya disana, anaknya dikatakan menderita Demam Berdarah (DBD). Melihat kondisi anak saya terus menurun, pihak rumah sakit menyarankan agar SSS di rujuk ke rumah sakit di Medan.
“Sekira pukul 19:07 WIB, kami membawa SSSke Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati Medan. Dalam perjalanan, anak saya terus mengeluarkan darah dari hidung,” lanjut Saptono.
Dikatakannya, jika anaknya menderita DBD, pasti adalah bintik-bintik merah pada tubuhnya. “Saya tidak melihat adanya tanda bintik-bintik pada tubuh anak saya, dan kenapa harus dirujuk ke Medan,” ungkapnya.
Setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit di Kota Medan, pada hari Minggu (23/1/2022) Pukul 06.00 WIB, pihak rumah sakit mengatakan bahwa anak perempuan Saptono meninggal dunia.
Saptono berharap, Pemerintah Kota Tanjungbalai mengambil sikap tegas atas hal yang menimpa putrinya, agar tidak ada lagi yang menjadi korban berikutnya.
“Pemerintah harus berani mengambil sikap tegas. Seharusnya lebih takut aturan Tuhan daripada aturan manusia,” pungkas Saptono.
(AS1/mom)