TASLABNEWS.COM ASAHAN-Meski pihak manajemen PTPN III Kebun Ambalutu melarang para pencari blendet yang selalu membuat tumpukan tandan kosong kembali berserak tak karuan, namun terkesan tidak tegas.
Bambang Sitorus, selaku manajer PTPN III kebun Ambalutu kepada awak media, Kamis (14/10/2021). mengatakan blendet adalah biji kelapa sawit yang berasal dari tandan kosong yang sudah di olah di Pabrik Kelapa sawit.
“Kami sudah berusaha untuk melarang para pencari blendet itu untuk tidak lagi beraktivitas di areal kami, bahkan Buk Nyaik sebagai pemborong blendet pun sudah di panggil oleh Askep untuk datang ke kantor kebun, namun sampai dengan sore hari Buk Nyaik nya tidak datang juga. Anggota Buk Nyaik yang mencari blendet pun sudah kita usir untuk keluar areal Perkebunan Ambalutu, namun entah bagaimana caranya kok bisa mereka masuk lagi,” ucap Bambang Sitorus.
Sementara Andi, Asisten Afdeling 3 Kebun Ambalutu, yang arealnya menjadi target untuk pencarian blendet, kepada awak media mengatakan, sebenarnya kemarin pihaknya sudah melarang supaya tidak di perbolehkan lagi orang mengambil blendet dari areal tanaman kelapa sawit afdeling III Kebun Ambalutu.
Namun entah bagaimana mereka masih masuk juga.
“Ini hari terakhir lah bang, besok tidak akan ada lagi,” ucap sang Asisten.
Secara terpisah, Dunan Sianturi, Ketua Ranting IPK Sei Nadoras kepada awak media menyampaikan pandangnya, “ada yang aneh di sini”, jika memang management perkebunan serius pasti tidak susah untuk melarang para pencari blendet tersebut.
Tinggal perintahkan tenaga keamanan perkebunan saja pasti selesai masalahnya.
“Rasanya tidak mungkin pihak keamanan perkebunan tidak bisa mencegah atau mengusir para pencari blendet tersebut, sedangkan untuk menangkap pencuri kelapa sawit yang beraksinya secara sembunyi-sembunyi saja mereka bisa, masa untuk melarang orang pencari blendet yang jelas-jelas di lakukan di tempat terbuka dan terang-terangan tidak bisa mereka ambil tindakan, ada apa ini sebenarnya,” ucapnya
Supri Agus, selaku pengamat Perkebunan, menyampaikan pendapatnya, blendet yang di ambil oleh anggota Buk Nyaik itu seharusnya tidak perlu ada, Seandainya cara memasak tandan kelapa sawit di pabrik sudah benar-benar maksimal.
Selanjutnya Maulana Annur, Ketua DPD TOPAN-RI Asahan mengatakan, jika memang blendet itu bisa memberikan kontribusi keuntungan buat perusahaan PTPN III, kenapa tidak di kelola sendiri oleh perusahaan, biarkan orang bebas mencari blendet dan di jual kepada perusahaan, jadi tidak seperti aturan sekarang.
“Jika bukan anggota Buk Nyaik yang mencari akan di tangkap, tapi jika anggota Buk Nyaik bebas untuk beraktivitas. Ini yang enggak betul. Jangan peraturan itu hanya untuk golongan tertentu saja, dan jika memang ada persyaratan dan ketentuan untuk tata cara administrasi supaya bisa masuk areal perkebunan untuk mencari blendet, maka umumkan secara terbuka supaya masyarakat umum bisa mengerti dan memahami nya,” ucap Maulana Annur.
Masih penjelasan Maulana Annur, mengatakan, dari uraian yang saya sampaikan, maka timbul pertanyaan kita, kenapa para pencari blendet itu adanya cuma di areal Perkebunan PTPN III, Khususnya daerah DASA, dan kenapa di areal Perkebunan Swasta yang mereka juga punya Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan areal kelapa sawitnya juga di serak tandan kosong, kenapa koq tidak ada orang yang mencari blendet di areal mereka. (Edi/Syaf)