TASLABNEWS, ASAHAN – Pemborong Pekerjaan Rehabilitasi SDN 010244 Pungulan, Sukar mengaku, tidak ada memberi perintah kepada Pengawas Pekerjaan, Burhan untuk mengangkut seluruh seng bekas ke rumah Burhan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan melakukan rehabilitasi 3 ruang kelas SDN 010244 Pungulan, Kecamatan Air Joman. Rehabilitasi tersebut memakan biaya sebesar Rp369.600.000 yang bersumber dari APBN tahun 2021, dikerjakan oleh CV Amroe Karya Anugrah.
Informasi yang diperoleh kru media Taslabnews.com dari warga sekitar SDN 010244 Pungulan bahwa bahan-bahan bangunan bekas rehab sekolah tersebut diambil oleh seseorang.
Berdasarkan keterangan Kepala Tukang pekerjaan rehabilitasi sekolah tersebut, Herman bahwa seng-seng bekas itu diambil oleh warga setempat bernama Burhan warga setempat.
“Begitu seng dibongkar dan diturunkan, semua diambil Burhan. Seng yang diambil rata-rata panjang, semuanya ada sekitar 60 keping. Kepala sekolah juga tau,” tutur Herman, Sabtu (28/8/2021) pukul 11.30 WIB.
Herman juga menjelaskan bahwa pekerjaan rehabilitasi dilakukan terhadap 3 ruang kelas, semua lantai bagian luar dan dalam di kramik, kusen, jendela dan pintu pada satu ruang kelas diganti serta penggantian atap dan asbes.
Terpisah, Kepala SDN 010244 Pungulan, Ismail Daulay (53) mengatakan bahwa benar seng-seng bekas itu diambil orang.
“Yang ambil seng namanya Burhan, tapi bukan warga setempat melainkan orang dari proyek tersebut,” jelas Ismail.
Dikatakanya, Ismail telah membuat laporan atas diambilnya seng-seng bekas milik SDN 010244 Pungulan ke Korwil dan Disdik Kabupaten Asahan, namun hingga saat ini, seng-seng itu belum juga dikembalikan.
Sedangkan pemborong proyek rehabilitasi SDN 010244 Pungulan mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui Burhan mengangkut sen-seng bekas itu ke rumah Burhan.
“Memang Burhan saya suruh mengawasi proyek rehab itu, karena Burhan orang Air Joman. Tapi saya tidak tau, seluruh seng diangkutnya. Saya taunya dari tukang,” ujar Sukar kepada kru media Taslabnews.com melalui telepon.
Menurut Sukar, sesuai keterangan dari Burhan, seluruh seng bekas itu sengaja diangkutnya ke rumah untuk diamankan, agar tidak hilang dicuri orang.
“Sebetulnya hari Senin kemarin sudah saya suruh Burhan untuk mengantarkan kembali seng-seng itu untuk disimpan di satu ruangan di sekolah tersebut. Namun mungkin karena dia tidak punya ongkos, makanya seng-seng itu belum diantarkannya,” terang Sukar.
Dikatakannya, seluruh bahan bangunan bekas tersebut merupakan milik sekolah tersebut. Namun Sukar tidak mengetahui jumlah pasti keseluruhan seng bekas yang dibawa Burhan untuk disimpan di rumah Burhan.
“Seng itu aman, saya jamin itu. Gak akan dijual seng-seng bekas itu,” pungkasnya. (edi/mom)