Nama Hendriyanto Sitorus SE MM tidak hanya akrab di telinga masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Nama itu, juga cukup dikenal masyarakat Sumatera Utara. Ia dikenal jauh sebelum dirinya terpilih sebagai Bupati Labuhanbatu Utara, karena dirinya memiliki sifat rendah hati dan dermawan.
Sifat itu adalah ajaran yang diwariskan sang ayah, H Kharuddin Syah Sitorus SE. Ia diajarkan untuk selalu peduli terhadap orang lain dan santun terhadap siapapun. Sifat itu kemudian melekat erat pada dirinya, kendati sang ayah adalah pejabat Bupati Labuhanbatu Utara dua periode.
Rasa sosial yang tinggi membuat ia menjadi panutan dan dikagumi banyak orang. Ketulusan dan kebaikannya menjadi kenangan yang tak terlupakan oleh masyarakat.
Suami dari dr Rama Dhona Sihotang MKed (Ped) SpA ini memang dikenal sosok yang memiliki perasaan empati yang mendalam terhadap orang lain. Sosok yang mudah terenyuh ketika melihat orang lain susah.
Dalam berinteraksi, Hendriyanto tidak pernah membeda-bedakan. Ia termasuk pria supel dan luwes dalam berinteraksi. Dari kaum muda hingga orang dewasa menjadi temannya. Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dihormati sebagai orang tua.
Baginya, menghormati orang lain adalah perbuatan amal yang menjadi kewajiban.
Meski sang ayah pejabat bupati, Hendriyanto terus berbuat tanpa mengandalkan kekuasaan ayah. Ia terus berbuat kebaikan dengan meneladani sifat sang ayah. Dari masa muda hingga bupati, sang ayah memang dikenal kerap menolong orang yang susah. Ketulusan sang ayah menolong orang tidak mampu terus diteladani Hendriyanto.
Kendati ia kerap berbuat kebaikan, namun suara sumbang masih muncul yang mengaitkan perbuatannya dengan kekuasaan sang ayah. Namun, Hendriyanto tidak peduli.
Ia terus menjalankan program- program yang telah dirancangnya, yakni program kepedulian untuk menolong sesama, yang dilaksanakan dengan menggunakan dana pribadinya. Baginya, berbuat dan menebar kebaikan adalah kewajiban.
Sederet perbuatan sosial dilakukannya. Sebelum terpilih menjadi bupati, Hendriyanto membantu perobatan Muhammad Fikri, bocah berusia empat tahun, pengidap penyakit kanker mata (retinoblastoma).
Hendriyanto bersama istrinya, dr Rama Dhona Sihotang datang ke Medan melihat Muhammad Fikri, warga Aek Marbatu, Kampung Pajak, Kecamatan NA IX-X. Fikri saat itu mengidap penyakit kanker mata (retinoblastoma).
Kedatangannya di tempat kos Fikri, tempat tinggal sementara Fikri bersama orangtuanya selama menjalani perobatan rawat jalan di RS Adam Malik, untuk memberikan bantuan kepada Fikri.
Pria yang memiliki motto hidup : ‘Menjadi Manusia Bermanfaat dan Berguna untuk orang lain’, juga memberikan dua tiket Umroh kepada Muhammad Khairuddin Munthe dan Rafiqi Syah Firdaus Nasution.
Dua remaja itu adalah peraih juara pertama Hafizh 5 juz dan 10 juz Al Qur’an pada MTQ 2019 tingkat Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Tidak hanya itu, mantan anggota DPRD Labuhanbatu Utara ini juga rutin memberikan bantuan kepada rumah-rumah persulukan. Menyediakan ambulans gratis. Puluhan rumah warga tidak layak huni dibedah menjadi layak huni.
“menjadi manusia bermanfaat dan berguna untuk orang lain”
Meski telah terpilih menjadi Bupati Labuhanbatu Utara, rasa kepeduliannya tetap terpanggil. Di sela rutinitas tugas dan kesibukan sebagai bupati, ia masih menyempatkan diri menyambangi warga untuk memberi bantuan.Anak-anak tidak mampu dibantu biaya pendidikan. Anak-anak yatim-piatu disantuni. Tidak sedikit anak-anak tidak mampu tinggal di rumahnya dan diperlakukan seperti anak kandung. Ia juga menjadi ayah angkat dari anak-anak tak mampu.
Yang teranyar, ketika ia mengantor di Desa Air Hitam dengan program Bupati Ngantor di Desa (Bung Desa).
Saat itu, ayah tiga anak ini, Muhammad Khael Asyraaf, Elsyah Qyra Calista dan Maher Fathan Arrizqi, sedang meninjau lokasi pengobatan gratis program Bung Desa, dan melihat bocah penderita hidrocefalus menangis di gendongan ibunya.
Dengan sigap, ia mendekati sang ibu lalu memegang kepala bocah yang bernama Aroyan Dilan Alfarizki dan memberikan bantuan. Ia pun memerintahkan dinas terkait mengurus perobatan bocah.
Sebelumnya, Hendriyanto telah membantu Devi. Mantan Ketua KNPI Labuhanbatu Utara ini terpanggil membantu penderita ginjal kronis itu setelah melihat postingan warga di medsos.
Devi, warga Dusun Pulo Gombut, Desa Sukarame Baru, Kecamatan Kualuh Hulu, itu harus berjuang cuci darah. Hendriyanto kemudian mengutus H.M Suib menjenguk Devi di satu rumah sakit di kota Kisaran untuk membantu.
Kepedulian dan rasa sosial yang dilakukannya tidak berbatas tempat. Baik saat di lapangan, maupun di kantor atau di rumah, pria murah senyum ini kerap didatangi warga untuk berkelu kesah.
Seperti Nenek Ani yang datang mengantar kue bolu buatannya ke rumah dinas. Wanita berusia 86 tahun itu menyerahkan dua loyang kue bolu untuk H Kharuddin Syah dan Hendriyanto. Kebaikan yang dilakukan keduanya tak terlupakan oleh nenek Ani, hingga di usianya yang telah ujur menyempatkan membuat kue bolu untuk disantap.
Padahal, saat kedatangan nenek Ani, Hendriyanto sedang menerima kedatangan Kasdam I/ Bukit Barisan, Brigjen TNI Didied Pramudito SE, Danrem 022/ Pantai Timur, Kolonel Inf Asep Nugraha, Dandim 0209/ LB, Letkol Inf. Asrul K Harahap, Kapolres Labuhanbatu, AKBP Deni Kurniawan. Hendriyanto langsung memotong kue bolu buatan nenek Ani, dan menyerahkan untuk disantap oleh tamunya.
Rasa sosial yang tinggi, kebaikan dan keluwesannya berinteraksi membuat dirinya didaulat memimpin beberapa organisasi.
Kini, Hendiyanto adalah Ketua Kwarcab Pramuka Labuhanbatu Utara, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah VI (Labuhanbatu Raya), Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Bendahara Karang Taruna Sumatera Utara.
Hendriyanto adalah sosok yang patut menjadi teladan dan inspirasi bagi kita. Teruslah berbuat kebaikan untuk mewujudkan Labuhanbatu Utara hebat.
(Richard A. Silaban)