TASLABNEWS, ASAHAN – Diduga merusak ekosistem, LSM Topan RI Asahan meminta Pemerintah Kabupaten Asahan memeriksa izin operasi Galian C di Desa Air Genting, Dusun V, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan.
“Galian C di Dusun V, Desa Air Genting, telah bertahun-tahun beroperasi. Kami menilai kegiatan galian tanah yang dilakukan telah merusak ekosistem di desa tersebut,” ujar Ketua LSM Topan RI – Asahan, Maulana Annur kepada kru media Taslabnews.com, Minggu (26/9/2021).
Menurut pria yang sehari-hari dipanggil dengan sebutan AAn itu, masyarakat jelas mendapatkan dampak negatif, insfraktuktur jalan menjadi rusak ditambah timbulnya polusi akibat truk-truk pengangkut tanah yang diduga over tonase.
“Saat ini masyarakat masih berjuang ditengah Pademi Covid-19 saat ini, jangan ditambah lagi polusi yang dapat memparah keaadaan,” tukasnya.
Ketua LSM Topan RI Asahan tersebut berharap, Pemerintah Kabupaten Asahan mempertimbangkan dan memeriksa izin operasi dari Galian C di Dusun V, Desa Air Genting tersebut.
Keterangan yang diperoleh kru media di lapangan, Pedagang Kedai Sampah di Desa Air Genting, Bunga mengatakan, truk-truk pengangkut tanah dari galian C tersebut menimbulkan banyaknya debu yang menutupi dagangannya.
“Walaupun pintu dan jendela sudah ditutup, debu tetap masuk ke dalam rumah, Bang. Tengok aja daganganku itu, semuanya tertutupi debu,” ujar Bunga saat ditemui di kedainya, Sabtu (25/9/2021) pukul 15.30 WIB.
Terpisah, diperoleh keterangan Kasih (23), pencatat dan penerima uang dari supir truk pengangkut tanah, sekitar 100 truk yang beroperasi mengangkut tanah dari lokasi galian tanah itu dalam satu hari. Masing-masing truk yang mengangkut tanah, harus bayar Rp110 Ribu.
“Kegiatan ini sudah bertahun-tahun berlangsung tanpa ada yang melarang. Kalau gak ada ijin kenapa bisa beroprasi bertahun tahun,” terang Kasih.
Diinformasikan Kasih bahwa lokasi Galian C tersebut dijaga oleh oknum berinisial SM, warga setempat dan A, warga Siumbut Umbut, Kisaran Timur.
Hingga berita ini diterbitkan, belum diperoleh keterangan dari Kepala Desa Air Genting. Saat kru media mendatangi Kantor Desa Air Genting, diperoleh informasi Kepala desa sedang tidak berada di kantor. (edi/mom)