TASLABNEWS, ASAHAN – Tidak diberangkatkannya atlit tenis meja peraih ranking 4 seleksi daerah (Selekda) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mengikuti Pelatihan Daerah (Pelatda) Sumut menimbulkan kekecewaan dan tanda tanya dari atlit dan orangtua atlit tersebut.
Kecewa, itulah yang dirasakan orangtua Bima Putra (Atlit tenis meja Asahan peraih ranking 4 Selekda Sumut), Legiman (50) dan Agustina (43). Karena anak mereka, Bima Putra, tidak diikutkan untuk menjalani pembinaan di Pelatda Sumut.
“Setelah seleksi di Asahan, diperoleh empat atlit, Rozi, Putra, Nanda dan Agung. Merekalah yang dikirim PTMSI Asahan untuk ikuti selekda di Medan,” urai Ibunda Bima, Agustina didampingi suaminya, Legiman saat ditemui kru media Taslabnews.com, di kediaman mereka di Jalan Suluk, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kisaran Timur, Selasa (21/9/2021).
Dinformasikan bahwa Selekda Sumut yang diadakan di Gedung Olahraga Tenis Meja Sumut Paten, Medan pada tanggal 19 Juni 2021 hingga 23 Juni 2021 lalu, Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Asahan mengirimkan 8 atlit tenis meja, terdiri dari 4 putra dan 4 putri.
Selekda tersebut diikuti seluruh atlit tenis meja utusan dari Kabupaten/Kota di Provinsi Sumut. Dimaksudkan untuk menjaring atlit berprestasi dan berbakat yang akan dibina dalam Pelatda jangka panjang persiapan menghadapi PON 2024 yang akan di selenggarakan di dua Provinsi Aceh-SUMUT.
Lanjut Agustina, dari hasil selekda Sumut itu, dua atlit tenis meja putra Kabupaten Asahan, Rozi meraih peringkat satu dan Bima Putra meraih peringkat empat.
“Bahkan sudah ada ucapan selamat dari KONI Asahan, diposting pada akun facebook atas nama KONI Asahan bahwa yang diberangkatkan mengikuti Pelatda Sumut itu, si Rozi dan Bima Putra,” tutur Agustina.
Namun orangtua Bima Putra tersebut tidak mengetahui penyebabnya anak mereka tidak jadi diberangkatkan mengikuti Pelatda Sumut. “Kami tidak dikasi tahu, kenapa yang diberangkatkan (atlit Asahan) peringkat ketujuh. Kami taunya dari kawan-kawan di hall,” tukasnya.
Disebutkannya, hal itu menjadi tanda tanya dalam diri mereka, dan teman-teman mereka. Karena sesuai postingan di facebook KONI Asahan, Bima Putra yang akan ikuti Pelatda, namun kenyataannya berbeda.
“Kami ditanya-tanya tetangga dan teman-teman kami, kenapa anak kami tidak diberangkatkan sesuai postingan di facebook itu. Kami tidak tau mau jawab apa,” timpal Legiman.
Sementara Bima Putra mengungkapkan kekecewaannya kepada kru media Taslabnews.com. “Saya sangat kecewa. Saya sudah berjuang dan berkeinginan mendapat pelatihan dari pelatih nasional di Medan. Namun saya tidak jadi diberangkatkan. Ini membuat saya mulai malas untuk ikuti latihan,” sebut Bima.
Terpisah, Ketua Umum PTMSI Asahan, Muhklis saat disambangi kru media Taslabnews.com mengatakan bahwa penunjukan atlit yang mengikuti Pelatda Sumut tersebut merupakan keputusan dari PTMSI Sumut.
“Sebenarnya, masuknya Atlit Asahan peraih ranking tujuh Selekda Sumut itu dalam Pelatda Sumut, telah menjadi tanda tanya dalam diri kami,” terang Muhklis, Selasa (21/9/2021).
Diterangkannya, sesuai keterangan dan Pengurus PTMSI Sumut, atlit tenis meja putra daerah yang ditetapkan mengikuti Pelatda Sumut merupakan atlit putra yang meraih ranking satu, Atlit dari Asahan, dan ranking dua, Atlit dari Labuhanbatu Utara, hasil Selekda Sumut 2021.
Sedangkan dua atlit putra daerah lainnya, dari Asahan peraih ranking tujuh dan dari Batubara peraih ranking tiga, merupakan hasil penilaian dari tim pemandu bakat selama pelaksanaan Selekda Sumut 2021.
“Kenapa tidak ranking 3 dan 4, itu saya tanyakan ke PTMSI Sumut. Namun PTMSI Sumut katakan bahwa mereka menilai ranking 1 dan 2 saja. Sedangkan tim pemandu bakat menilai atlit ranking 3 dan 7 merupakan atlit berbakat dan bisa diorbitkan,” sebutnya.
“Untuk tidak menimbulkan penilaian negatif dari berbagai pihak terhadap PTMSI Asahan dan Sumut, saya telah meminta kepada pihak Pengurus PTMSI Sumut untuk mengirimkan surat penilaian Tim Pemandu Bakat kepada kami. Tapi belum ada kami terima hingga saat ini,” terangnya.
Begitupun, sebutnya, tidak tertutup kemungkinan Bima Putra dapat mengikuti Pelatda Sumut, karena Bima dimasukkan sebagai atlit cadangan. “Bila atlit ranking satu ataupun kedua berhalangan, dia (Bima) akan diberangkatkan. Jadi gak ada yang dicampakkan” ungkapnya.
Diinformasikannya, tahun 2022 sampai tahun 2023, akan kembali dilakukan selekda tenis meja. Nantinya akan dipilih lagi empat atlit putra dan empat atlit putri.
“Belum tentu yang ikut Pelatda ini ikut dalam PON,” sebut Ketum PTMSI Asahan tersebut.
Muhklis berharap, orangtua Bima Putra mau mempertanyakan hal tersebut langsung kepada Pengurus PTMSI Asahan, bukan melalui komentar pada media sosial facebook.
Dalam kesempatan tersebut juga, Muhkli berpesan, agar Bima Putra tetap semangat untuk latihan guna meningkatkan kemampuannya. Karena masih banyak kesempatan bagi Bima untuk meraih prestasi, terutama untuk mengikuti Pelatda.
Hal senada juga disampaikan Ketua KONI Asahan, Haris ST saat dihubungi terpisah oleh kru media Taslabnews.com.
“Bima Putra bukan dicampakkan, namun menjadi atlit cadangan, sesuai keputusan Pengurus PTMSI Sumut. Jika Bima Putra terus berlatih dan meningkat kemampuannya, bukan tidak mungkin dirinya akan diberangkatkan mengikuti Pelatda Sumut. Bisa saja dia jadi atlit tenis meja wakil Sumut pada PON 2024,” terangnya.
Melalui kru media, Haris ST menyampaikan pesan kepada Bima Putra, agar terus mengasah kemampuan, karena masih banyak prestasi yang dapat diraihnya.
“Pelatda Sumut ini merupakan pelatda jangka panjang untuk persiapan menghadapi PON 2024. Masih ada kesempatan Bima Putra untuk meraih prestasi yang lebih baik di tahun mendatang,” pesan Ketua KONI Asahan. (edi/mom)