BATUBARA – Keinginan Dua anak pemulung di Kabupaten Batubara, Sumaera Utara yakni Antoni Rosi (13) dan Cindy (11) yang ingin sekolah pesantren viral di Facebook. Keduanya langsung didaftarkan oleh Kapolres Batubara ke pesantren untuk Guntur.
Viralnya keinginan Rosi dan Cindy untuk sekolah setelah seorang pelajar bernama Intan (15) membuat postingan atas keinginan Rosi dan Cindy di beranda akun Facebook milik Intan.
Kedua bocah yang keseharian membantu Ibu nya dengan mencari barang bekas dan Botol air minum mineral ini merupakan anak dari Sri Wahyuni (37).warga Pajak Kerang, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.
Semenjak ditinggal ayahnya 2 tahun lalu, Sri Wahyuni dan ke 5 anaknya harus berjuang bahu membahu mencari nafkah dengan mencari botot untuk bertahan Hidup.
Penghasilan 15 ribu per hari dan sisa sayuran di pasar membuat Ibu Sri Wahyuni harus pasrah dengan kehidupan.
Misis nya di tambah lagi rumah yang kecil dan hampir rubuh karena bencana kebakaran 4 hari yang lalu membuat Ibu dari lima anak ini putus asah.
Kapolres Batubara AKBP Ikhwan SH MH yang mengetahui keinginan Rosi dan Cindy langsung turun ke kediaman Sri Wahyuni.
Ikhwan langsung mengajak Rosi dan Cindy membeli baju sekolah, buku dan peralatan sekolah lainnya, serta mendaftarkan Rosi dan Cindy ke pesantren Guntur di Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara.
Kapolres mengatakan, kedua anak yang ingin sekolah ini adalah anak-anak yang pintar dan akan berniat merubah kehidupanya dari jeratan kemiskinan.
“Mereka sangat yakin dan berani di masukan ke pesantren manapun dan akan taat belajar. Di samping menyekolahkan kedua kakak beradik ini, kami juga akan membangun rumah orangtuanya, membelikan atap yang sudah tidak ada lagi karena kebakaran 4 hari yang lalu .Dan saat hujan mereka mengungsi ke Teras warga dan setiap malam mereka harus kedinginan dengan beratapkan langit,” ucap Kapolres.
“Hal memilukan ini baru saya ketahui tadi pagi, karena rumah nya yang berada di lorong sempit maka jarang orang yang melihat ke adaannya. Namun warga berkata mereka kalau keluar dari gang membawa anak anak nya untuk mencari botot,” ungkap Kapolres.
Sementara dengan kesedihan sekaligus kegembiraan, Sri Wahyuni mengatakan Rasa terharunya karena kedatangan kapolres.
“Saya sangat terkejut dan sedikit takut, bnyak bapak polisi datang. Bagi saya Sosok Kapolres Ini adalah “malaikat penolong,” ungkap nya.
“Disaat saya hampir Putus asa karena keterpurukan Musibah, ada “malaikat” datang dan menolong saya. Saya tak kuasa menahan rasa sedih dan gembira, karena ternyata Allah mengabulkan doa saya dengan perantara Viral nya Fostingan tentang anak saya. Saya sudah tidak tau harus bagaimana, jangan kan mendaftarkan anak masuk sekolah, untuk makan sehari hari kami harus makan sekali saja setiap hari,” ucapnya.
“Demi Allah saya akan berjuang agar anak anak saya dapat hidup dan belajar tentang kebaikan dan saya akan tetap ingat kedatangan pak polisi ini. Walau saya tak bisa membalasnya namun Doa akan saya panjat kan untuk semua bapak polisi semua,” tambah Sri dengan menangis dan bersujud haru. (Ril/syaf)