TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Buntut dari meninggalnya WM (seorang pengunjung KTV Tresya Hotel pada 26 Januari 2021) menimbulkan keraguan masyarakat akan kinerja Polres Tanjungbalai. Salahsatunya Rudi Bhakti, aktivis penggiat sosial Tanjungbalai.
Kepada kru taslabnews.com, Rabu (27/01/2021), Rudi menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja Kapolres Tanjungbalai. Rudi menilai bahwa Polres Tanjungbalai sangat lamban dalam menangani kasus kematian misterius maupun pembunuhan.
“Sangat lamban kalau kematian atau pembunuhan terselesaikan olehnya, mulai dugaan pembunuhan yang terjadi pada komunitas Punk di Kota Tanjungbalai, masuk lagi kasus dugaan over dosis yang terjadi di Hotel Tresya KM 7 pada tanggal 26 Januari 2021 lalu,” kata Rudi.
“Tresya juga sudah jelas melanggar perjanjian yang disepakatinya bersama Forkopimda. Kenapa sampai detik ini kita tidak ada melihat tindakan tegas yang dilakukan oleh pihak Polres kota Tanjungbalai terhadap Tresya Hotel? Maka dari itu, kita ragu terhadap profesionalitas Kapolres Tanjungbalai dalam bertugas,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Tanjungbalai, AKBP Putu Yudha Prawira SIK MH saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp tentang kematian WM yang diduga Over Dosis di Tresya Hotel pada 26 Januari semalam, menjawab masih dalam proses penyelidikan serta beberapa upaya – upaya lainnya.
“Masih kita selidiki, namun dari tanda – tanda yang ada di tubuh korban, mulut tidak berbusa dan tidak ada tanda – tanda kekerasan. Orang tua korban tidak bersedia untuk dilakukan autopsi,” jawab Putu Yudha.
“Kedepan kita jalin kerjasama dengan TNI dan Pemerintah Kota untuk razia dan tangkap bandar yang biasa menjual narkoba di Tempat Hiburan Malam (THM) dan terapkan instruksi gubernur tentang penegakan Protokol Kesehatan,” jelas Putu Yudha.
“Hari ini sudah kita rapatkan dengan Pemko tentang keberadaan THM untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap THM yang ada di kota Tanjungbalai,” pungkasnya. (RBB/mom)