TASLABNEW, TANJUNGBALAI – Satgas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tanjungbalai sudah hampir 3 tahun membiayai sendiri layanan wifi di kantor Pemadam Kebakaran Tanjungbalai.
Setiap anggota satgas masing – masing mengeluarkan uang pribadi berkisar antara Rp5000 sampai dengan Rp10.000 per orang, yang dikutip setiap bulannya dan dibayarkan kepada pihak penyedia layanan.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Wahana Anak Pinggiran Indonesia (WAHAPI) kota Tanjungbalai, Andrian Sulin dan Ketua Gabungan Aktivis Reformasi Sumatera Utara (GARI – SU), Rudi Bhakti menyampaikan kepada wartawan bahwa mereka merasa kecewa atas hal tersebut, Selasa (20/01/2021).
Andrian Sulin mengatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran merupakan satu batang tubuh anggaran dinas, sehingga tidak seharusnya ada pemisahan layanan internet di masing- masing satuan tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa dalam penggunaan Anggaran tiap tahun, Satpol PP selalu menganggarkan biaya untuk layanan internet wifi untuk kebutuhan kantor.
“Satpol PP dan Damkar satu batang badan anggaran, tak seharusnya ada perbedaan. Dimana kita tau setiap tahun ada penganggaran wifi di Dinas Satpol PP, tapi mengapa pada prakteknya, Damkar tidak dapat menerima manfaat, padahal jarak kantor SatPol PP dan Markas pemadam hanya lebih kurang 50 meter,” kata Andre.
Menurut Rudi Bhakti bahwa Satgas Pemadam Kebakaran lebih butuh layanan wifi, agar lebih cepat mendeteksi informasi- informasi titik kebakaran yang terjadi di wilayah Tanjungbalai, dikarenakan saat ini hampir semua informasi cepat beredar di media sosial atau aplikasi komunikasi seperti WhatsApp daripada telepon langsung.
“Damkar yang lebih butuh wifi, biar cepat dapat info kebakaran, misalnya dari WhatsApp dan Facebook, karena sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan dua media tersebut, ketimbang menelepon langsung ke kantor untuk melapor kebakaran,” kata Rudi.
Sesuai hasil penelusuran awak media online taslabnews.com dilapangan, beberapa Satgas mengatakan bahwa mereka sudah beberapa tahun memang harus bayar biaya wifi sendiri, dengan cara patungan untuk digunakan di Markas Pemadam kebakaran Tanjungbalai.
“Bayar sendiri kami bang, cemana la, awak butuh. Sakit juga memang kami rasa bang, seperti dianaktirikan, tapi mau cemana lagi, dan ini sudah lama kami tahankan,” kata seorang satgas yang tidak ingin disebutkan namanya dan diaminkan beberapa temannya yang lain.
Sementara itu Bendahara Satpol PP Tanjungbalai, Suwanda saat di konfirmasi melalui WhatsApp mengatakan bahwa dirinya tidak mau salah jawab, dan mengarahkan untuk langsung mempertanyakan hal itu kepada Kepala Seksi Damkar.
Atas persoalan ini, Andre dan Rudi berencana akan membuat laporan kepada Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Tanjungbalai beberapa hari mendatang sembari menggelar aksi unjuk rasa. (RBB/mom)