TASLABNEWS, ASAHAN – Bocah piatu bernama Nurdin Panjaitan mendapat siksaan dari lima warga Desa Serdang, Kecamatan Meranti, Asahan, dengan ditempel besi panas di lehernya. Penyiksaan itu terjadi karena Nurdin dituduh mencuri Hp milik pelaku.
Ternyata selain ditempel besi panas, bocah malang yang tinggal seorang diri di rumahnya di Desa Serdang Dusun 5 Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan itu, dimasukkan ke dalam goni, diseret keluar rumah, serta berulangkali ditendang dan dipukuli para pelaku.
Diketahui bahwa Ayah korban, Aron Panjaitan selama ini pergi merantau, sedangkan ibunya telah meninggal dunia.
Informasi diperoleh awak media taslabnews.com, peristiwa yang terjadi pada hari, Selasa (4/8/2020) sekira Pukul 00.00 Wib itu berawal saat kelima pelaku menduga Nurdin Panjaitan telah mencuri Hp pelaku WM (17). Bersama 4 pelaku lainnya masing-masing bernama Carles Panjaitan (45), Tomi Siagian (25) RS (17) dan Ezri Nainggolan (20), mendatangi rumah korban.
Sesampainya di rumah korban, kelima pelaku langsung menggedor dan menyongkel serta merusak pintu dan jendela rumah korban. Berhasil masuk ke rumah korban, para pelaku mencari hp yang diduga dicuri korban Nurdin, hingga mengobrak abrik isi ruma korban, para pelaku tidak menemukan hp tersebut.
Lalu para pelaku melakukan penganiayaan kepada bocah yatim itu dengan menempelkan besi panas ke leher korban. Diduga tidak puas, kelima pelaku mengikat tangan dan memasukan korban ke dalam goni. Kemudian menyeret korban sejauh sekira 150 Meter dari rumah korban.
Korban juga mendapat tendangan dan pukulan dari para pelaku. Nyawa bocah yatim itu terselamatkan setelah ada warga desa setempat, Pak Bodet lewat lokasi kejadian dan menegur para pelaku.
“Waktu itu jam 12 malam lebih Bang, Aku lewat dan menegur orang itu yg melakukan penganiayaan, karena malam, warga semua pada tidur,” tutur Pak Bodet.
Saat disambangi awak media taslabnews.com di kediaman korban, orangtua korban, Aron Panjaitan yang pulang saat mendengar peristiwa yang dialami anaknya menegaskan bahwa Nurdin Panjaitan tidak ada mencuri Hp pelaku WM.
“Anakku tidak ada mencuri Hp WM. Tuduhan mereka tidak ada terbukti,” ujar Aron Panjaitan sedih.
“Para pelaku merusak pintu dan jendela untuk masuk ke rumahku,” ujar Aron Panjaitan sambil menunjukkan pintu dan jendela rumah yang rusak kepada awak media.
Sambil berjalan ke dapur, Aron juga mengatakan bahwa pelaku mengambil besi dan membakar besi itu pada kompor di dapur rumahnya dan menempelkan besi panas tersebut ke leher anaknya.
Tidak terima anaknya diperlakukan tidak secara manusiawi, Aron Panjaitan didampingi Kepala Dusun 5 serta tokoh masyarakat membuat laporan ke Polres Asahan. Namun, kata Aron Panjaitan, hingga saat ini belum ada tindakan dari Polres Asahan.
“Yang paling di sayangkan, seorang pelaku, EN merupakan mahasiswa yang kuliah di kalimantan. Karena pandemi covid maka EN pulang kampung,” imbuhnya. (edy/mom)