TASLABNEWS, SIANTAR-Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun menggelar aksi turun ke jalan dengan mendatangi Kantor DPRD Kota Pematangsiantar dan Posko Gugus Tugas Pematangsiantar.
Melalui Pimpinan aksi, May Luther D Sinaga STh dan Koordinator Lapangan aksi, Gading S menjelaskan aksi tabur bunga tersebut sebagai ungkapan kekesalan karena massa GMKI tidak diterima oleh Anggota DPRD maupun tim Gugus tugas di kantor masing-masing.
“Dengan kata lain, GTPP dan DPRD telah mati rasa, karena kami hanya mau berdialog, bertanya mengapa fenomena positif COVID-19 terus meroket, dan apa respon gugus tugas terhadap fenomena ini. Karena GTPP sekan berjalan sendiri dalam mengatasi musibah ini,” ujar May Luther.
Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun ini juga menilai bahwa GTPP tidak mau mengajak berbagai elemen masyarakat untuk bertukar pikiran serta tidak tegas dalam menerapkan protokol kesehatan bagi tempat hiburan dan rumah ibadah serta tempat lainnya.
Ditempat yang sama Koordinator lapangan aksi, Gading S menjelaskan tujuan berdialog ke DPRD adalah untuk menyuarakan aspirasi perihal pembentukan perda protokol kesehatan dan pansus dugaan korupsi Bansos COVID-19.
“DPRD bisu ketika pemko malah bagi-bagi proyek ditengah pandemi, ketika mahalnya biaya rapid test jadi ajang bisnis. Jadi kami terpaksa mendatangi mereka karena mereka tak mau turun mendatangi kami.” ujar Gading S.
Dalam tuntutannya, GMKI Pematangsiantar-Simalungun meminta agar DPRD dan GTPP bersinergi membentuk peraturan penertiban protokol kesehatan, gencar sosialisasi dengan melibatkan elemen masyarakat serta dengan cermat menggunakan anggaran tepat sasaran untuk penanggulangan COVID-19.
“Jadi ini semua karena minimnya kepedulian GTPP terhadap masyarakat sehingga masyarakat menjadi apatis. Karena GTPP bukan sekedar informan COVID namun juga harus turun langsung kebawah bersama wakil rakyat.” tutup Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun, May Luther D Sinaga. (Ril)