TASLABNEWS, ASAHAN – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Asahan kecewa terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Asahan – Batubara terhadap kampus STIHMA Kisaran pada hari, Kamis (25/6/2020) pekan lalu.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PDM Kabupaten Asahan, Drs M Ahyar MA kepada awak media Taslabnews.com melalui pesan aplikasi WhatsApp (WA) pada hari, Rabu (1/7/2020).
Dalam pesan, Ahyar menyatakan bahwa PDM Asahan menyayangkan aksi demonstrasi IMM, secara internal Muhammadiyah kita punya mekanisme. Apalagi ada pernyataan yang dishare melalui media sosial yg menjadi pemicu semakin luasnya konflik IMM dengan STIHMA.
“PDM Asahan sudah berupaya menjembatani sampai 3 kali pertemuan, baik kepada IMM maupun STIHMA. Kalaulah PC IMM pada waktu itu mau menerima saran PDM, kami yakin persoalan sudah selesai hari ini,” ungkapnya.
Menurut Ahyar, walau demikian PDM Asahan tetap memberi ruang untuk memfasilitasi penyelesaian masalah PC IMM dengan STIHMA. Hal itu juga sudah ditawarkan kepada PC IMM pada saat demonstrasi pada hari kamis pekan lalu.
“PDM menyayangkan aksi IMM mengganggu jalannya ujian semester mahasiswa dan kegiatan penerimaan siswa baru di Perguruan Muhammadiyah, sebab kompleks perguruan di Mutiara Kisaran itu adalah milik amal usaha Muhammadiyah baik yang dikelola oleh PDM maupun PCM kisaran Timur,” tutup Ahyar.
Baca juga:
Mahasiwa STIHMA Kisaran Kecam Sikap Arogansi IMM Asahan Blokade dan Segel Kampus
Secara terpisah, pada hari, Rabu (1/7/2020) seorang mahasiswa yang mendapatkan sanski skorsing dari pihak STIHMA, (nama tidak ingin disebutkan dalam berita) terlihat hadir di kampus STIHMA Jalan Madong Lubis No 8 Mutiara Kisaran Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan kembali mengikuti perkuliahan.
Saat diwawancarai, ia mengaku bahwa sanksi skorsingnya telah dicabut oleh pihak STIHMA dan seluruh hak perkuliahannya telah dikembalikan.
“Skorsing saya sudah dicabut, saya sudah bisa kembali kuliah seperti biasa. Sebelumnya atas bantuan informasi dari kawan sekelas, akhirnya saya beserta keluarga mendatangi kampus, memohon untuk mencabut skorsing saya,” paparnya.
Ia juga menyatakan menyesal dan meminta maaf kepada pihak Kampus STIHMA atas kesalahan yang ia perbuat sehingga berakhir dengan skorsing pada dirinya dan 8 temannya.
Ketika ditanya tentang statusnya didalam gerakan yang dilakukan PC IMM Asahan Batubara, ia mengatakan bahwa awalnya mereka menawarkan bahwa akan membantu supaya dicabut status skorsing yang diberikan STIHMA kepada dirinya, namun seiring berjalannya waktu, semua tidak kunjung selesai.
“Awalnya ikut gabung karena dijanjikan bisa dicabut skorsing, tapi sampai berbulan-bulan tidak selesai. Kalau dipikir-pikir waktu yang dilewati bakal sama dengan lamanya skorsing. Saya curhat sama kawan, disarankan untuk datang kekampus akhirnya kampus mengasi kemudahan,” ungkapnya.
“Saya berterimakasih kepada STIHMA karena sudah memberikan kelonggaran kepada saya, sehingga bisa kembali kuliah, dapat menyusul ketertinggalan saya, saya tidak ingin mengecewakan orang tua, ternyata orang STIHMA baik-baik sama saya,” pungkasnya.
Disisi lain, sebelumnya PC IMM Asahan merespon berita yang dimuat di beberapa media online tentang aksi mereka menyegel dan memblokade kampus STIHMA pada pekan lalu, mereka berjanji akan segera mengirim Pers Rilis kepada wartawan, namun sampai saat ini, awak media taslabnews.com belum menerima Pers Rilis dari PC IMM Asahan-Batubara. (rbb/mom)