Meski diisukan sebagai anak angkat, namun sepak terjang Dolly Dien Simbolon untuk maju sebagai Ketus organisasi Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) cukup besar.
Catatan Syafruddin Yusuf, Kisaran
Siang itu terik matahari terasa membakar kulit. Menjelang sholat zuhur tampak seorang lelaki berjalan cepat menaiki anak tangga mesjid Alhuda. Lelaki bertubuh tinggi tegap itu langsung masuk kedalam mesjid dan melaksanakan sholat sunnat usai berwudhu.
Yah! Dia adalah Dolly Dien Simbolon yang merupakan calon ketua FKPPI Asahan. Saat ini dirinya digadang -gadangkan akan menjadi nakhoda di organisasi anak -anak purnawirawan TNI dan Polri itu.
Meskipun terlahir sebagai anak perwira yang identik dengan gaya hidup hedonis. Namun, tidak untuk dirinya. Meskipun orangtuanya punya banyak uang saat menjadi pejabat di zamannya, dirinya tak memperlihatkan kesombongan.
Padahal, saat itu di era tahun 90 an orangtuanya menjadi pimpinan Kasospol. Saat itu nyaris tak ada yang tak mengenal Kolonel Aminuddin Simbolon. Almarhum orangtuanya juga sempat menjadi ketua DPRD Asahan.
Biasanya anak pejabat tampil glamor, bak sosialita. Namun, rupanya tak semua anak pejabat selalu bergelimang kemewahan.
Seorang lelaki sederhana dan mandiri, jauh dari dugaan hedonis anak pejabat. Itulah sedikit gambaran seorang Dolly Simbolon. Suami dari Ayu itu sejak usia dini sudah senang bergaul dijalanan.
Sifatnya yang senang memberi dan membantu kawan yang memerlukan pertolongan tak berubah hingga kini. Dipastikan saat itu, Mak Doly sebutan akrabnya selalu menjadi harapan kawan -kawannya.
Meskipun begitu, dirinya tak pernah memberitahu kalau dirinya anak seorang perwira dan pejabat tinggi saat itu.
Senang bergaul dari satu tongkrongan ke tongkrongan lainnya memang sudah jiwanya. Pasalnya, dia juga menjadi donatur kawan -kawan mainnya saat itu.
Senyum ramahnya selalu mengembang setiap jumpa orang, siapapun itu. Tak ada kesan anak pejabat sedikitpun dalam sikapnya. Profesi jurnalis yang digelutinya saat ini seakan membuka matanya.
Matanya mulai terbuka setelah melihat peluang yang ada. Yah, peluang untuk menjadi nakhoda di organisasi kepemudaan di Asahan yang saat ini terkesan jaya. Didukung dengan darah perwira yang mengalir dirinya akhirnya tertarik.
Awalnya, dirinya tak pernah berpikir untuk menjadi Ketua di organisasi anak kolong itu. Darah TNI yang mengalir ditubuhnya seakan menggelora untuk berkecimpung didalamnya. Meskipun begitu, dirinya hanya ingin sebatas ketua rayon. Ahk, kecil Kali lah itu Mak Dol.
Namun, adrenalinnya bergejolak setelah sempat beredar isu, ‘anak angkat’. Secara pribadi darahnya tertantang ketika mendengar isu tentang seorang anak angkat.
Entah siapa yang melontarkan isu kalau dirinya bukan anak Kolonel Aminuddin Simbolon. Tapi hanya anak angkat dan bukan anak seorang TNI.
Tanpa sadar isu ‘anak angkat’ yang berhembus bagai angin itu akhirnya menyebar. Itu juga yang menjadi pemantik api kebangkitan. Para senioritas dan sesepuh dari organisasi tertua itu merasa terpanggil untuk angkat bicara. Mereka merasa ada yang janggal dengan isu itu dan perlu diselesaikan.
Bersama bergulirnya waktu mulai dilakukan rapat kecil beberapa pengurus. Bahkan, beberapa senioritas terkesan berang dengan isu anak angkat itu. Mereka menilai itu merupakan cara-cara kotor untuk membunuh karakter seseorang.
Akhirnya, tak lama berselang beberapa pengurus dan para senioritas berkeinginan ada perubahan. Meskipun saat ini, FKPPI jaya dan berkibar di Asahan, tapi mereka ingin lebih berkibar lagi.
Apalagi sebentar lagi akan dilakukan pegantian nakhoda di organisasi tersebut. Beberapa pengurus dan senioritas menjatuhkan pilihan kepada Dolly Simbolon.
Mereka menilai dirinya layak memimpin dan mungkin akan mengkibarkan panji organisasi lebih mentereng dari para pendahulunya.
Sangat sederhana, iya. Sopan dan ramah dengan sesama yes. Saking ramahnya, siapapun yang berpapasan dengannya, dilempar senyuman. Kalau soal keberanian mungkin tak perlu diragukan.
Tegas dalam bertindak dan bijak dalam bernegosiasi. Dirinya menjadi seorang Jenderal ketika segala sesuatu memerlukan ketegasan. Dan bertindak sebagai Diplomat jika segala sesuatu memerlukan negosiasi. Selamat Mak Dol..! Semoga sukses selalu.. (***)