TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Ketua HIMPIPSOS Tanjungbalai, Muawwir Sirait menilai kemarahan yang spontan dari Ade Willy terhadap petugas medis yang ada di RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai merupakan kesalahan dari berbagai pihak.
Pernyataan itu disampaikan Muawwir Sirait menanggapi adanya video yang sempat beredar luas melalui media sosial mengenai seorang pria yang diketahui Ade Willy marah-marah kepada petugas medis di RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai.
Muawwir juga menyatakan bahwa kejadian yang terekam dalam video yang sempat beredar luas di medsos hanya sepenggal sehingga tidak boleh dijadikan panduan atau acuan untuk mengambil sikap atau keputusan apalagi tekanan untuk membuat video permohonan maaf tanpa klarifikasi dari HIMPIPSOS.
“Video yang beredar cuma sepenggal bang, jadi tak bisa la dibuat acuan untuk menekan sebelah pihak, apalagi pihak kami, agar buat video permohonan maaf tanpa menjelaskan kronologi yang terjadi” terang Muawwir saat ditemui dikediaman salah satu dewan pengarah nya di Jalan Husni Thamrin Tanjungbalai, Selasa (24/03/2020).
Muawwir kemudian menjabarkan kronologi kemarahan dewan pembinanya bermula pada hari, Minggu (15/3/2020) sekira pukul 21.00 WIB, pihak HIMPIPSOS di hubungi SA melalui ponsel yang menyampaikan bahwa ada warga Kecamatan Tanjungbalai Utara, berinisial TG.
Diketahui TG pulang dari Kota Bogor pada hari, Jumat (28/2/2020) lalu usai mengikuti seminar yang sama dengan pasien yang meninggal dunia di Bogor karena Virus Corona. Dan hal itu dibenarkan oleh Bupati Bogor di beberapa media online.
Dalam teleponnya, SA meminta HIMPIPSOS untuk mendampingi TG besok pagi untuk melakukan cek kesehatan ke RSUD Tanjungbalai, dan sebelumnya SA juga telah melaporkan hal tersebut kepada pihak Rumah sakit, berinisial IS yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Kesehatan.
Atas laporan itu, pihak RSUD dan Dinas berjanji akan melakukan penanganan cepat kepada TG untuk dikirim ke Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan guna pemeriksaan lanjut.
Esok harinya, Senin (16/3/2020) sekitar pukul 10.00 Wib, TG tiba di RSUD Tengku Mansyur didampingi SA dan Ade Willy. Sampai 3 jam mereka menunggu, belum ada penanganan dari pihak rumah sakit, hingga akhirnya pukul 13.05 WIB barulah dokter melakukan cek darah kepada TG.
Sementara itu, di media sosial facebook sempat beredar isu bahwa ada 1 pasien yang positif corona di Kota Tanjungbalai yang sedang ditangani di RSUD Tengku Mansyur sehingga membuat pengguna medsos Tanjungbalai sontak panik dan ramai mendatangi RSUD untuk memastikan.
Melihat hal itu, Ade Willy kemudian berkoordinasi dengan Walikota Tanjungbalai, H M Syahrial. Sekitar 10 menit kemudian, Kepala Dinas Kesehatan Tanjungbalai, Burhanuddin Harahap menelepon Ade Willy atas perintah Walikota dan kemudian berjanji akan membawa TG segera Medan.
Saat pukul 15.30 Wib, karena belum kunjung berangkat, SA menanyakan kepada pihak rumah sakit. Pihak Rumah Sakit mengatakan mereka tidak mau berangkat apabila APD tidak ada, namun sedang diupayakan dan menunggu dari Dinas Kesehatan.
Selesai sholat Ashar, sekitar pukul 16.40 Wib, SA dan Ade Willy kembali ke ruang IGD dan melihat TG belum juga dibawa. Kemudian SA menanyakan kepada 2 perawat jaga tentanh penyebab TG belum juga diberangkatkan. Para perawat tersebut hanya menjawab tidak tahu. Ketika ditanya kembali kemana harus koordinasi, mereka kembali menjawab tidak tahu.
Mendengar jawaban itu, sontak Ade Willy marah karena merasa sangat kecewa dan dipermainkan oleh pihak RSUD dan Dinas Kesehatan. Ade Willy khawatir jika betul TG positif COVID-19 maka banyak yg akan tertular pada saat itu juga akibat kelalaian pihak Dinas dan Rumah Sakit termasuk tenaga medis.
Saat Ade Willy dalam kondisi marah dan keluar ke halaman rumah sakit untuk membawa TG dengan mobil pribadinya, saat itulah pengunjung Rumah Sakit merekamnya dan mengupload ke media sosial sehingga ditonton banyak orang.
Banyak tanggapan miring dari berbagai kalangan menyikapi kejadian dalam video yang beredar tersebut, sehingga pada hari, Minggu (22/3/2020) dengan Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Dewan Pengarah, Dewan Pertimbangan beserta seluruh pengurus Himpipsos mengadakan rapat terbatas.
Dari hasil rapat tersebut diambil kesimpulan bahwa, keributan tidak akan terjadi jika pihak terkait menepati janjinya dan masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan lagi. HIMPIPSOS juga meminta maaf apabila ada pihak yang tidak terlibat menjadi tersinggung mendengar ucapan yang dalam kondisi marah.
“Kami menyadari, mungkin dengan keadaan marah-marah tersebut ada pihak-pihak yang tersinggung, bersama dengan ini kami haturkan permohonan maaf, baik secara kelembagaan HIMPIPSOS, maupun tindakan pribadi pengurus kami, tidak ada alasan lain, peristiwa ini murni untuk kemanusiaan,” terang Muawwir.
Muawwir juga menyampaikan salam hormat kepada seluruh tenaga medis dan pihak yang terlibat dalam penanganan COVID-19 serta menghimbau masyarakat untuk tidak mudah memberi penilaian dan menyebar kabar yang belum jelas duduk masalahnya terutama di media sosial.
“Salam hormat kami dari HIMPIPSOS untuk seluruh tenaga medis dan pihak yg menangani Corona, dan masyarakat jangan mudah termakan kabar yang tak dipahami duduk masalahnya,” pungkas Muawwir. (rbb/mom)