Sekelompok orang yang diduga pihak keamanan (PK) PT Lintang yang bertindak secara biadab dengan menabrak dan mengeroyok seorang wartawan media Online bernama Deni Irawan di Banyuasin saat sedang melakukan peliputan pada hari, Minggu (8/3/2020).
Deni Irawan merupakan anggota Ikatan Wartawan Online(IWO) yang juga wartawan dari media online adaberitanet.com yang sedang melakukan peliputan penambangan pasir di Lebung dan Rantau Harapan Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin. Guna melakukan investigasi terkait adanya keluhan masyarakat hampir dua tahun.
Menurut Deni, liputannya tersebut menindaklanjuti keluhan masyarakat Desa Lebung terkait adanya aktivitas penambangan pasir hampir dua tahun belakangan, namun tidak jelas ke mana kontribusinya ke desa.
“Setibanya di dusun Gemanpo Desa Rantau Harapan, saat sedang mengambil gambar dari atas perahu, datang Speedboat dengan kecepatan tinggi menabrak perahu yang saya naiki,” kata Deni Irawan kepada awak media, Minggu (8/3/2020).
Akibat benturan dengan Speedboat tersebut, sambung Deni, dirinya langsung terpental ke sungai, “Untung handphone tidak terlepas dari tangan. Tapi rupanya tak puas, lebih kurang enam orang secara biadab langsung mengeroyok, memukul, menentang saya berkali-kali,” Deni bercerita.
“Saya berusaha berpegangan di ujung perahu, melihat saya masih memegang Hp beberapa pelaku langsung memukul dengan mengunakan besi behel bergagang bambu berkali – kali ke katangan kiri saya, sampai hp saya terlepas masuk ke dalam sungai,” jelas Ir.
Atas kejadian tersebut Deni mengalami luka robek jari tangan tangan sebelah kiri, lebam di kepala bagian kiri, ngilu di bagian bahu sebelah kiri dan telah melaporkan kejadian tersebut ke SPK Mapolres Banyuasin dan berharap pelaku dapat ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Kembali, wartawan menjadi korban kebuasan pemilik modal yang tak mau kekayaannya dan kekuasaannya diotak-atik oleh wartawan yang menjadi corong masyarakat dalam menyuarakan fakta dan kebenaran.
Pertanyaan demi pertanyaan pun berjumpalitan di kepala. Mengapa para centeng dan tuannya itu berani melakukan tindak kejahatan di negara hukum ini? Memang, bahwa hukum cuma berpihak pada yang kaya dan berkuasa kita sudah tahu sedari dulu.
Tapi mengapa situasi seperti ini dibiarkan hingga kini, itulah pekerjaan rumah yang tak pernah selesai kita jawab. Sebab tiap kali kita jawab, persoalan serupa muncul kembali dengan rupa, bentuk, dan kebiadaban yang tak pernah surut.
Pertanyaan paling sederhana adalah.. Kenapa para centeng itu berani berbuat aniaya kepada kawan Deni Irawan? Tentu Kawan-kawan wartawan sudah tahu jawabannya. Karena eh karena, tuan para centeng itu punya duit untuk membungkam mulut, menutup mata, dan menghancurkan hati nurani mereka para PEMUJA kekuasaan dan kekayaan.
Akhirnya, uang, kekuasaan, kerakusan, jabatan, berkelindan membentuk naga yang berbahaya bagi kehidupan dan hanya bisa dihentikan oleh tulisan wartawan yang berpihak pada kebenaran, kepada rakyat.
Ayo kawan-kawan, kita suarakan jeritan rakyat melalui tulisan. Kita adalah pilar peradaban yang tak bisa dilemahkan. Lawan! (iwo)