TASLABNEWS, MEDAN – Pasca keributan yang terjadi antara Komandan Kompi A Batalyon Infanteri (Yonif) 123 Kapten Ridwan dan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot Soala Gogo Nababan, Kamis (27/2/2020) kemarin, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin.
Usai pertemuan, Mayjen MS Fadhilah memberikan penjelasan kronologi keributan tersebut yang kemudian disusul terjadinya penyerangan Markas Polsek Pahae Jae, Tapanuli Utara, oleh sejumlah oknum anggota Yonif.
Disebutkan Pangdam I/BB bahwa keributan itu terjadi akibat dipicu kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Awalnya, Kapten Ridwan, yang merupakan Danki A Yonif 123/RJW bersama beberapa anggotanya datang ke Batalyon dalam acara pelepasan anggota yang bertugas keluar daerah.
Usai acara, sekira pukul 14.30 WIB, Kapten Ridwan yang menumpangi mobil berniat kembali. Saat melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Silangkitang Pahae Jae, Tapanuli Utara, rupanya sedang terjadi kemacetan akibat adanya truk Fuso yang terbalik. “Anggota kita mengambil jalur pintas melawan arah,” kata Fadhilah.
Saat itu Kapolsek Pahae Jae, AKP Ramot Soala Gogo Nababan yang sedang berada di lokasi mengatasi kemacetan kemudian menghentikan dan menegur pengendara mobil yang melawan arah itu. Teguran membuat situasi memanas hingga berujung pada pemukulan terhadap Ramot. Sementara beberapa pengendara yang mengetahui pemukulan itu membuat situasi semakin memanas. Kapten Ridwan kemudian meninggalkan lokasi.
Namun tanpa diduga, keributan itu melebar. Sejumlah oknum anggota Yonif melakukan penyerangan ke Mapolsek Pahae Jae, yang mengakibatkan beberapa anggota kepolisian terluka.
“Itu (penyerangan Mapolsek) dampak lanjutan. Saya sudah meminta Danyon untuk memperbaiki Mapolsek yang rusak,” jelasnya.
Senada dengan Pangdam, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan bahwa keributan ini berawal dari kesalahpahaman, dimana Kapten Ridwan mengira kemacetan disebabkan oleh razia polisi. Namun ternyata karena adanya truk Fuso yang terbalik di lokasi.
“Ini kesalahpahaman. Salah bahasa, bahasa yang dipersepsikan berbeda,” kata Martuani.
Namun Kapoldasu enggan merinci lebih jauh kondisi anggota kepolisian yang terluka. “Besok saya kesana bersama Pangdam,” pungkasnya.
Dalam pertemuan antara Pangdam dan Kapolda itu turut dihadiri para Kapolres, PJU Polda Sumut, Kasdam, para Danrem, Dandim dan Komandan Satuan.
Informasi yang berhasil dihimpun para korban yang luka-luka akibat peristiwa tersebut, yaitu Kapolsek Pahae Jae, AKP Ramot Nababan SH mengalami rasa sakit pada pipi sebelah kiri, Kapos Lantas Polsek Sipirok Polres Tapsel, Ipda Bangun Siregar mengalami luka memar dan bengkak di mata sebelah kanan dan mengeluarkan darah, rasa sakit pada rahang sebelah kanan.
Brigadir Satlantas Polres Tapsel, Aiptu Velberik Sitompul mengalami luka pelipis sebelah kanan, Brigadir Polsek Pahae Jae, Aipda David Marganti Simatupang mengalami sakit pada pergelangan kaki sebelah kanan, luka benjolan dibelakang telinga sebelah kanan.
Kemudian Brigadir Satsabhara Polres Taput Dodi B Sianturi mengalami luka gores tangan sebelah kiri, luka gores pada punggung sebelah kiri, Brigadir Polsek Pahae Jae Ricardo Loves Sitompul mengalami rasa sakit pada bagian perut dan Edi Susanto (30), warga Tapanuli Selatan pengemudi. (int/mom)