TASLABNEWS, TAPSEL –Satu dari tiga bocah yang makan sabun di Tapanuli Selatan (Tapsel) bernama Andika (4) dilarikan ke RSUD Sipirok, karena mengalami malnutrisi dan demam tinggi.
Kepala Yayasan Panti Asuhan Amaliyah Attohiri, Tihajar Hasibuan kepada wartawan mengatakan, sudah tiga hari Pemkab Tapsel menitipkan tiga bocah malang tersebut masing-masing Novri (9), Juliandi (7) dan Andika (4) ke panti Asuhan Amaliyah Attohiri di Huta Tonga.
“Selama tiga hari di panti Asuhan, yang kecil Andika kurang selera makan dan tubuhnya mengalami panas tinggi. Oleh pemerintah daerah, yang kecil dirawat di rumah sakit untuk ditangani secara medis,” kata Tihajar, Kamis (27/2/2020).
Bahkan, setiap makan Andika hanya makan nasi putih dan kuah, tidak pernah makan ikan ataupun menu lainnya.
“Kalau makan dikasih lauk juga tidak mau, ngak disentuhnya sama sekali hanya makan nasi kuah sayur,” ujarnya.
Andika dirawat di RSUD Sipirok, ruangan anak Firna 3. Tak seorangpun diperkenankan masuk menjenguk Andi, kecuali perawat dan dokter.
BERITA SEBELUMNYA:
Tak Punya Nasi Tuk Dimakan,Tiga Kakak Beradik di Tapsel Makan Sabun
Camat Angkola Muara Tais, M.Fadil Lubis mengatakan Andika dirawat di rumah sakit oleh Kepala Puskesmas Angkola Muara Tais.
“Tadi dibawa ke Sipirok bersama pihak pihak terkait. Dibawa kesana karena untuk pembersihan perut selama ini terbiasa makan sabun,” kata Fadil.
Dirut Rumah Sakit Umum Sipirok, Drg. M. Firdaus Batubara mengatakan, pihaknya tengah melakukan perawatan khusus kepada Andika, karena mengalami malnutrisi serta penanganannya sendiri sudah di tangani dokter anak.
“Masuknya jam 16.00 WIB dan sudah di cek kondisinya oleh dokter umum lalu kini ditangani dokter bagian anak agar cepat pulih. Kalau soal hal hal yang mengkhawatirkan saya rasa tidak ada karena panasnya juga sudah stabil,” jelas Firdaus.
Plank Pos Yandu yang mengimbau tambah umur, tambah berat dan tambah sehat dengan gambar Ketua TP PKK Tapsel Hj Saufina Syahrul Pasaribu terpajang gagah di halaman rumah Soriani Batubara, tampaknya hanya hiasan semata.
Ketiga bocah ini yang paling besar Novri (9), Juliandi (7) dan Andika (4). Ketiganya diasuh neneknya, Soriani Batubara (80) di rumah sederhana berukuran 6×6 meter peninggalan almarhum suaminya.
Mereka sehari-hari mengharapkan penghasilan Rosul (45) yang bekerja serabutan. Bila ada orderan mencangkul dan membersihkan kebun, barulan ayah tiga anak ini membawa rezeki untuk makan keluarga. Itupun kalau ada, jika tidak dapurpun tak berasap. (MMC/int/syaf)