TASLABNEWS, SIMALUNGUN– Oknum pendeta di salahsatu Gereja di daerah Dolok Marlawan berinisisl TS dilaporkan jamaatnya MS ke Polres Simalungun, Sumatera Utara. Kepada polisi MS mengaku ia diperkosa oleh TS.
Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Muhamad Agustiawan, Selasa (21/1/2020) seperti dilansir dari greenberita.com membenarkan adanya laporan kasus pemerkosaan.
Menurut Kasat, TS merupakan oknum pendeta di salahsatu Gereja di Dolok Marlawan di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.
Kasus ini tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Simalungun,” ucap kasat.
Agustiawan menjelaskan, sesuai pengakuan korban kejadian terjadi, Minggu lalu di rumah pelapor tepatnya, Sabtu (18/1/2020).
Agustiawan mengaku masih mendalami laporan ini. Ia mengaku belum dapat memberikan keterangan secara detil.
“Kan masih laporan awal ini.
Belum juga dilakukan pemeriksaan secara mendalam. Laporan yang saya baca (kejadian) di rumah semua,” katanya.
Agustiawan belum ingin mengungkapkan penyebab Pendeta TS berada di rumah terlapor.
“Tidak tahu dalam acara apa.
Jelas ada di rumah gitu saja.
Ketika saya panggil pelapor baru bisa saya jelaskan,” katanya.
Namun Agustiawan memastikan Pendeta TS juga sudah membuat laporan juga dengan dugaan pencemaran nama baik.
“Pendeta melapor juga tadi. Saya terima laporan dari pendeta tadi. Masih dalami dan teliti. Pendeta melaporkan balik dugaan pencemaran nama baik. Sudah dua-duanya melapor. Saling lapor,” katanya.
Sementara informasi diperoleh MS merupakan seorang ibu dengan tiga anak. MS mengaku kepada polisi bahwa pemerkosaan dilakukan TS di lingkungan gereja.
MS melaporkan diperkosa di rumah pendeta yang juga masuk dalam lingkungan gereja.
Sementara boru Saragih yang bertugas sebagai penjaga Gereja HKBP Dolok Marlawan mengatakan kurang tahu tentang kejadian itu.
Ia mengatakan memang pada saat itu ada kegiatan gotong-royong di gereja.
“Padahal saat itu banyak jemaat yang ikut gotong-royong. Saya tidak tahu dimana posisi kejadian ini.
Saya tidak memerhatikan,” katanya, Rabu (22/1/2020).
Pada tempat yang sama, Edi Suyanto Tampubolon seorang parhalado (pelayan) HKBP Dolok Marlawan membantah semua tudingan yang diadukan MS.
Kata Edi, tidak benar terjadi pemerkosaan pada pukul 09.00 WIB pagi.
Karena, pendeta sedang bersama dengan teman-teman pelayan gereja membersihkan aksesoris Natal di dalam gereja.
“Karena pendeta bersama dengan parhalado sedang membongkar gabah-gabah (aksesoris natal) dalam gereja pada jam yang disebutkan. Saya sudah baca laporan dia (MS),” katanya.
Edi mengatakan laporan MS ke polisi tidak logis. Ia mengatakan selama gotong-royong MS dalam keadaan aman dan terlihat senyum.
“Dalam gotong-royong sedang bersama teman-teman ramai, enggak logikalah diperkosa. Kalau diperkosa tentu dia buat perlawanan. Kami lihatnya dia tersenyum keluar dari rumah pendeta. Enggak ada satu pun saksi yang melihat dia diperkosa,” katanya.
Edi mengaku sudah menjadi saksi dalam laporan Pendeta TS atas dugaan pencemaran nama baik.
Pendeta TS telah melampirkan delapan saksi dalam laporan ke Polres Simalungun.
“Kami ada delapan saksi mengatakan itu tidak benar termasuk kepala desa,” katanya. (Grc/int/syaf)