HINGGA saat ini situs sejarah Kesultanan Asahan bisa dikatakan banyak yang terlantar dan tidak dipedulikan oleh Pemkab Asahan, Provinsi Sumatera Utara.
Kali ini saya yang penasaran dengan situs sejarah Kesultanan Asahan mencoba menelusuri keberadaannya do Kecamata Silo tepatnya di Dusun II, Desa Sungai Lama, Asahan.
Konon kabarnya di Desa itu ada makam keramat yang sering dikunjungi warga dan makam itu diyakini sebagai makam keramat keturunan dari Sultan Asahan.
Penasaran dengan informasi tersebut kru taslabnews didampingi oleh Haura Sah/Alam Tengkulok pun menempuh perjalanan ke lokasi tersebut.
Hujan deras yang sempat turun mengiringi perjalanan kami seolah-olah menyambut kami ke lokasi yang dikeramatkan itu.
Banyak warga yang kami tanyai untuk menanyai lokasi pasti makam itu. Namun banyak warga Sei Kamah yang tak tahu akan keberadaan makam itu.
Namun setelah 1 jam melakukan pencarian, usaha kami tidak sia-sia. Akhirnta setelah menembuh jalan beberapa km, Kami pun menemukan titik terang keberadaan makam tersebut.
Ternyata makam itu ada di tengah perkebunan sawit milik warga milik Surip Margono.
Kami pun mencari keberadaan Kediaman Surip Margono. Alhamdulillah kami menemukan mbah Surip di kediamannya.
Setelah memperkenalkan diri dan menceritakan hajat kedatangan kami, mbah Surip pun mengajak kami ke lokasi makam.
Kami menelusuri belajang rumahnya menuju kebun sawit milik keluarganya. Setelah beberapa menit berjalan di perkebunan sawit kami pun sampai di lokasi makam yang dimaksud.
Kesan pertama melihat makam itu sungguh miris. Tampak makam itu tidak terawat baik.
Batu nisan yang rusak, rumput di sekitar makam dan susana yang sejuk namun mencekam.
Mbah Surip pun menceritajan bahwa makam itu dulunya ditemukan tanpa sengaja oleh ayahnya pada tahun 1960.
Saat itu ayahnya sedang mencangkul tanah untuk menanam. Tiba-tiba cangkulnya patah karena menghantam sesuatu.
Setelah dicek ternyata batu nisan. Lalu dilakukan penggalian. Akhirnya ditemukan makam yang reliknya mirip dengan relik nisan para pejabat kerajaan dari Aceh.
Ada tulisan arab di batu nisan itu dengan tulisan Muhammad. Diyakini makam itu sudah ada sejak 300 tahun lebih dan tertimbun di dalam tanah.
“Baru tahun 1970 an makam ini selesai digali dan dibentuk lagi. Lalu keluarga kami merawat makam ini. Karena kami percaya ini makam para Raja. Itu terlihat dari batu nisannya yang mewah dan ada tulisan arabnya,” ucap Surip.
Sayangnya Surip mengaku tidak tahu siapa kira-kira yang ada di dalam makam. Namun menurut ayahnya itu merupakan makan keturunan Sultan Iskandar Muda melalui Putri Ungu. (BERSAMBUNG)