SULITNYA mencari pekerjaan membuat warga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara mencoba peruntungan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Oleh: Edi Surya, Malaysia
Meski harus berpisag dengan keluarga dan sanak famili, dan menhadi TKI dari jalur yang tidak resmi (TKI Ilegal) mereka tetap semang menjalani pekerjaannya.
Pantauan taslabnews di Malaysia, para TKI asal Kabupaten Asahan ini berbaur dengan para TKI lainnya dari Indonesia.
Disambangi di lokasi tempatnta bekerja Bambang yang merupakan TKI asal Desa Meranti, Asahan mengaku sudah 2 tahun bekerja di Malaysia sebagai buruh bangunan.
Bambang mengaku ia ke Malaysia meninggalkan anak istrinya demi mencari uang. Jika nanti sudah banyak uang yang dikumpulkan ia akan pulang ke kampung halamannya.
“Di Meranti Asahan tak ada pekerjaan yg dapat kami buat bg. Bukan tak mau kerja tapi lapangan kerja tidak ada. Terpaksa saya ke Malaysia demi menghidupi istri dan anak, walau memang sangat berat,” ucapnya sambil tertunduk lesu.
Bambang yang tinggal di Sepang Selangor. Malaysia ngaku nekat jadi TKI ilegal demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Bambang mengaku sebagai TKI ilegal ia dan para TKI lainnya merasa was-was dan kwatir kalau tiba-tiba ada oprasi dan mereka tertangkap.
Senada ditakatan Agus. Menurut Agys, susahnya berkerja secara sah di Malaysia karena saat ini tidak ada pembukaan permitaan kerja, dan kalau ada mahal.
“Ya pembuatan permit sampai 6000 ribu ringit, atau setara Rp21 juta. Kan sayang bang Dari pada buat permit mending uangnya dukirim kampung,” tutur Agus.
Ditanya besaran gaji mereka, Agus menjawab berpariasi.
Sementara Iwan TKI lain asal Meranti Asahan mengatakan, kalau pembantu alias kernet tukang banco semen digaji 60 ringit setara Rp190 ribu dan tukang 90 sampai 100 ringit.
Ditanya mau berapa lama kerja di Malaysia, TKI lainnya yang mengaku bernana Pendi menjawab sampai dapat modal untuk usaha.
“Diperkirakan 3 tahun la bang,” ucapnya.
Harapan para TKI ini agar pemerintah membuka sebanyak-banyaknya lapangan kerja agar warga tidak bekerja jadi TKI di Malaysia.
Pendi mengaku setiap bulanya ia bisa mengirim ke istri dan anakbya Rp4 hingga Rp6 juta sejak ia jadi TKI di Malaysia. (***)