TASLABNEWS, Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Sumut menyita Rp32,28 miliar dari tersangka narkoba.
Harta tersebut disita dari 5 tersangka kasus. Dimana tiga tersangka melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang berasal dari kejahatan narkotika.
Dari para tersangka, BNN menyita sejumlah aset di antaranya kendaraan berupa truk dan mobil pribadi, rumah, dan uang dalam rekening dengan total aset senilai Rp32,28 miliar.
Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI, Irjen Arman Depari didampingi Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Atrial SH dan Kabid Pemberantasan Narkoba Kombes Pol Sempata Sitepu kepada wartawan, Rabu (13/11) pagi di Kantor BNN Jalan William Iskandar/Pasar V Timur Desa Medan Estate, Kec Percut Sei Tuan, Deliserdang, mengatakan, adapun 3 kasus TPPU yang diungkap oleh BNN di antaranya kasus TPPU yang melibatkan 2 napi dengan aset senilai Rp7,28 miliar.
“Kasus ini melibatkan 2 napi di Rutan Kelas I Tanjung Gusta Medan, diantaranya Ferdi dan Iwan yang diamankan dari Rutan pada 8 Agustus 2019. Ferdi diduga kuat menggunakan dan memanfaatkan rekening atas nama orang lain untuk menyembunyikan transaksi keuangan hasil tindak pidana narkotika,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, Ferdi memerintahkan ITU (saksi) untuk membuka rekening bank atas nama saksi dan keluarga saksi.
Tujuan untuk menampung keuangan hasil penjualan narkotika. Dari tangan Ferdi disita 3 mobil, 1 rumah dan uang dalam rekening sejumlah bank dengan total aset mencapai Rp5,077 miliar.
Sedangkan Iwan diamankan karena menggunakan dan memanfaatkan rekening atas nama orang lain untuk menyembunyikan transaksi keuangan hasil tindak pidana narkotika.
Dalam kasus ini, Iwan memerintahkan saksi AZ untuk membuka rekening bank atas nama saksi dan orang lain untuk menampung keuangan hasil penjualan narkotika.
Dari Iwan disita aset berupa 3 rumah, sebidang tanah, 3 mobil, 1 sepedamotor dan uang dalam rekening dengan total aset senilai Rp2,21 miliar.
Lanjutnya, untuk kasus TPPU senilai Rp4,53 miliar ataupun kasus ketiga melibatkan seorang tersangka berinisial AP yang ditangkap pada 30 September 2019 di satu warung kopi Jalan Jamin Ginting, Medan.
AP ditangkap karena diduga kuat menggunakan rekening atas nama tersangka untuk menyembunyikan transaksi keuangan dan atau membelanjakan hasil transaksi penjualan narkotika.
“Tersangka membelanjakannya untuk membeli aset seperti mobil dan rumah. Dari tangan tersangka turut disita 3 mobil, 3 truk, 5 rumah, 3 bidang tanah dan total aset senilai Rp4,53 miliar,” terangnya.
Masih kata Arman, kasus TPPU senilai Rp20,7 miliar petugas BNN mengamankan 2 tersangka. Tersangka pertama seorang wanita berinisial AAK yang diamankan di Imigrasi Bandara Kualanamu, pada 30 Juli 2019. Tersangka sebelumnya sempat kabur kurang lebih 1 tahun di Malaysia.
AAK ditangkap karena diduga kuat meminjamkan 10 rekening bank miliknya kepada suaminya, Murtala selaku narapidana kasus TPPU narkotika, untuk dipakai bertransaksi narkotika. Sedangkan tersangka kedua yaitu berinisial MT yang ditangkap di Bireuen, Aceh pada 12 Agustus 2019.
Ia diamankan karena meminjamkan rekening kepada Murtala yang merupakan pamannya untuk transaksi narkotika.
Lebih lanjut dikatakan Arman, petugas BNN menyita aset dari AAK berupa rumah, pom bensin, mobil, ruko dan tanah. Sedangkan dari tangan MT, aset yang disita berupa mobil. Total aset dari 2 tersangka tersebut ditaksir bernilai Rp20,7 miliar.
“Seluruh tersangka dijerat dengan Pasal 3,4,5 Ayat (1) UU RI No. 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan atau Pasal 137 huruf a, b UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika,” pungkasnya. (Mjc/int/syaf)