TASLABNEWS, MEDAN-
Sejumlah anggota keluarga Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24) tersangka pelaku peledakan bom bunuh diru di Polrestabes Medan diboyong polisi. Selain itu, rumah tersangka digeledah.
Keluarga tersangka diboyong dari kediaman mereka di Jalan Jangka, Kelurahan Sei Putih Barat, Medan Petisah, Rabu (13/11/2019) sekira pukul 13.00 Wib.
Pantauan di lokasi, ada tiga orang yang disebut merupakan keluarga Dedek. Satu di antaranya adalah kakak kandungnya bernama Tira.
Selain itu, polisi juga memboyong adik kandung dari orangtua laki-laki Dedek. Wanita yang mengenakan jilbab ungu itu disebut-sebut bernama Ibu Atik.
Seorang lelaki yang diduga merupakan suami Ibu Atik juga ikut diboyong menggunakan mobil Toyota Innova BK 44 REG.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria meledakkan diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) sekira pukul 8.45 Wib.
Berdasarkan informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp wartawan, pria itu kemudian diketahui bernama Rabbial Muslim Nasution, kelahiran Kota Medan 11 Agustus 1995.
Namun, berdasarkan pengakuan Kepling sesuai alamat yang tercantum di data kependudukan Dedek, pemuda yang pernah menjadi warganya itu disebut sebelumnya merupakan pindahan dari Aceh.
Terpisah, Waka Poldasu, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto membenarkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri pagi tadi dan membenarkan jika pelaku berinisial RMN.
Mantan Kapolrestabes Medan ini menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan penggeledahan di dua rumah di lokasi Medan, yang merupakan tempat tinggal dari pelaku bom bunuh diri.
“Dari dua tempat yang kita geledah, kita amankan besi-besi sebagai penampang kemudian juga beberapa paku besar dan paku kecil,” kata Mardiaz di Mapolrestabes Medan.
Lebih lanjut dijelaskannya, polisi saat ini telah mengamankan beberapa anggota keluarga pelaku bom bunuh diri untuk dimintai keterangan.
Terkait status pelaku bom bunuh diri apakah memang merupakan pengemudi Ojek Online (Ojol) atau merupakan mahasiswa, Mardiaz mengaku pihaknya masih melakukan pendalaman.
“Jadi, ketika masuk, pelaku memang menggunakan seragam salah satu Ojol. Namun nanti apakah dia memang bekerja di salah satu Ojol ini, ini masih kita dalami juga. Makanya kita masih selidiki, dia mahasiswa mana,” jelasnya.
Mardiaz memastikan bahwa pelaku bom bunuh diri pagi tadi merupakan pelaku tunggal. Pihaknya juga masih mendalami apakah pelaku terkait dengan jaringan teroris.
Menurutnya, pelaku sebelum meledakkan diri, petugas jaga Polrestabes Medan sempat melakukan penggeledahan tubuh serta tas ransel yang dibawa pelaku.
“Sempat dicegat oleh anggota jaga, namun pelaku keluar lagi dan kembali masuk lalu membaur dengan masyarakat yang ramai membuat SKCK,” jelasnya.
Brigjen Pol Mardiaz juga membenarkan ada 6 korban saat terjadi ledakan.
“Untuk korban ada 6 orang di antaranya 4 anggota Polri, 1 PHL dan 1 masyarakat. Para korban hanya luka-luka ringan saja,” urainya
Informasi lainnya, polisi telah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11). Aksi bom bunuh diri itu juga menyebabkan pelaku tewas dan 6 orang mengalami luka.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan pelaku seorang pelajar ataupun mahasiswa. Dia merupakan warga Medan.
“Sudah diketahui. Untuk namanya nanti dirilis,”sebut Tatan.
Selain itu, pelaku juga diketahui pernah menjadi driver ojek online.
“Saat ini sudah keluar. Untuk afiliasi dalam kelompok apa saat ini masih belum diketahui,” terangnya.
Tatan mengatakan pelaku tewas ditempat. Sedangkan 6 orang yang terluka terdiri dari 4 orang anggota Polri, dan dua lainnya yakni, petugas harian lepas di Polrestabes Medan serta seorang warga sipil.
Informasi lain diperoleh, polisi melakukan penggeledahan di salah satu rumah di Jalan Jangka, Gang Tentram Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Rumah yang digeledah adalah rumah keluarga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11).
Salah seorang sepupu korban bernama Maya (41) yang ditemui disebelah rumah pelaku mengatakan bahwa pelaku yang kerap disapa Dede memang pernah tinggal di rumah tersebut. Namun sejak menikah beberapa tahun lalu, Dede sudah pindah ke kawasan Marelan. Rumah tersebut kini ditempati orang tua Dede.
“Saya enggak ingat tepatnya kapan. Tapi sudah agak lama. Sekarang dia tinggal di Marelan. Tapi saya juga sudah lupa dimananya. Di ujung Marelan sana,” katanya kepada wartawan.
Menurut Maya bahwa Dede dikenal sebagai sosok yang baik. Dede dahulu diketahui bekerja sebagai pedagang bakso bakar keliling.
“Tapi sekarang enggak tahu apa pekerjaannya. Kita sudah tidak pernah berkomunikasi lagi,” ucapnya.
Maya mengaku tidak menyangka keterlibatan Dede dengan kelompok radikal. Namun ia tahu jika Dede memang pribadi yang rajin beribadah
“Dia salatnya enggak tinggal itu. Kalau pengajian saya enggak tahu dimana. Orangnya sangat rajin ibadah,” ungkapnya. (Mjc/int/syaf)