TASLABNEWS, MEDAN – Seorang nelayan asal Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara diringkus petugas Bea dan Cukai Bandara Kuala Namu saat turun dari pesawat Air Asia AAQZ 129 dari Kuala Lumpur, Malaysia. Dari pelaku, petugas menyita barang bukti diduga sabu-sabu seberat 46,5 gram yang disimpan di dalam anus (dubur), Minggu (13/10/2019).
Penyelundupan sabu dengan cara dibalut kapsul dan dimasukan di anus (dubur) yang dilakukan tersangka AM (41), diketahui dari hasil analisa dan profiling.
“Dari hasil itu kemudian kita melakukan pemeriksaan barang bawaan dan dilanjutkan pemeriksaan badan. Jadi kita punya alat pendeteksi yang menunjukkan bahwa di dalam tubuhnya itu ada barang yang dicurigai. Kalau dari barang bawaannya kita tidak menemukan apapun,” kata Kepala Bea dan Cukai Kualanamu, Bagus Nugroho Tamtomo Putro, Kamis, (17/10/2019).
Dilanjutkan Bagus, setelah dilakukan pemeriksaan dengan melakukan rontgen, ditemukan satu benda asing di dalam anus saudara AM. Setelah dikeluarkan, diketahui berupa satu kapsul warna hitam berisi serbuk kristal putih.
Diungkapkannya, dari hasil pengujian awal dengan menggunakan narcotest dan dilanjutkan pengujian ke Balai Laboratorium Bea Cukai Medan, menunjukkan kapsul tersebut berisi serbuk kristal putih jenis narkotika golongan I berupa methampitamine atau sabu.
Pria yang berprofesi sebagai nelayan itu diserahkan pihak Bea dan Cukai ke Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sumut.
Terpisah, Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Hendri Marpaung menjelaskan, dari penuturan tersangka AM, sabu yang sudah dibalut kapsul tersebut dimasukkan ke anus dengan menggunakan handbody.
“Sabu akan dibawa ke Kuala Tanjung, sampai di Kuala Tanjung akan diambil sama yang bernama Ibas. Yang dari Malaysia itu pelaku berhubungan dengan Iwan. Untuk membawa barang itu, tersangka ini diupah sebesar Rp 5 juta dan baru pertama kalinya. Selama ini, tersangka bekerja sebagai nelayan di kampungnya sana, Kuala Tanjung, Batubara,” kata Hendri Marpaung.
Saat dihadirkan kehadapan wartawan, AM mengaku ia hanya sebagai kurir. Ia menyebut orang yang menyuruhnya adalah Ibas salah satu toke kepiting yang ada di Batubara. Dan Ia mengaku menyesali perbuatan yang telah dilakukannya.
” Kalau di Malaysia ada yang membantu saya memasukkan barangnya ini. Sakit memang cuma kata yang bantu itu cuma sebentar sajanya sakitnya. Masukkan pakai bodylotion mereka. Ya saya menyesal karena ingat tiga anak saya. Sehari-hari saya cuma bekerja sebagai nelayan sajanya. Baru kali ini seperti ini,” ungkap AM. (int/mom)