TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Hanya dalam waktu enam bulan yakni terhitung sejak bulan April 2019 lalu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Tengku Mansyur, Kota Tanjungbalai sudah empat kali ganti.
Hal itu juga diakui oleh dr Ali Azhari yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Dr Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai.
“Saya saat ini hanya menjabat sebagai pelaksana tugas (plt) Direktur RSUD Dr Tengku Mansyur ini, terhiung sejak awal Oktober 2019 lalu. Dan saya adalah Direktur yang keempat menggantikan Direktur yang ketiga karena mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas,” ujar Ali.
Terkait dengan terjadinya empat Direktur dalam waktu enam bulan di RSUD Dr Tengku Masnyur, Tanjungbalai tersebut, DPRD Kota Tanjungbalai juga sangat menyesalkannya.
Untuk itu, DPRD Kota Tanjungbalai juga berjanji akan memanggil pihak Dinas Kesehatan dan pihak dinas terkait lainnya guna memberikan klarifikasi.
“Aneh juga itu, kenapa bisa dalam waktu enam bulan terjadi empat kali pergantian Direktur di RSUD Dr Tengku Mansyur, Tanjungbalai ini. Padahal, keberadaan dari RSUD ini berkaitan dengan nyawa atau kesehatan dari masyarakat banyak.
Perlu juga dilakukan secepatnya rapat dengar pendapat dengan pihak Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya untuk mengetahi alasan terjadinya empat kali pergantian direktur hanya dalam waktu enam bulan,” ujar Mas Budi, anggota Pokja 3 DPRD Kota Tanjungbalai dari PKS.
Hal senada juga diungkapkan St Eriston Sihaloho SH, Ketua Pokja 3 DPRD Kota Tanjungbalai dari PDI Perjuangan.
Katanya, Pokja 3 DPRD akan mengundang pihak Dinas Kesehatan Pemko Tanjungbalai guna memberikan penjelasan terkait dengan pergantian Direktur RSUD yang tidak wajar tersebut.
“Minggu ini, kita akan panggil pihak Dinas Kesehatan Pemko Tanjungbalai termasuk dinas terkait lainnya guna memberikan klarifikasi atas pergantian direktur yang tidak biasa itu. Soalnya, kita tidak menghendaki RSUD akan memberikan pelayanan kesehatan yang semakin buruk kepada masyarakat akibat pergantian direktur yang tidak wajar itu,” ujar St Eriston Sihaloho SH, Minggu (20/10).
Menurut St Eriston Sihaloho SH, pergantian direktur di RSU seharusnya bertujuan untuk mendukung program Nasional tentang peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Sementara, imbuhnya, pergantian Direktur RSUD empat kali hanya dalam waktu enam bulan itu sangat tidak wajar serta berdampak kepada pelayanan kesehatan di RSUD akan bertambah buruk.
Seperti diketahui, hingga bulan April 2019 lalu, RSUD Kota Tanjungbalai tersebut masih dijabat oleh dr Hj Nurhidayah Agafa Ritonga. Akan tetapi, pada akhir bulan April 2019 tersebut, dr Nurhidayah Agafa Ritonga dicopot dan posisinya digantikan oleh dr Syafii. Dan pada pertengahan tanggal 13 September 2019, dr Syafii mengundurkan diri dan posisinya digantikan oleh Dewi Zaki,SKM yang beberapa hari kemudian juga menyusul mengundurkan diri, sehingga posisinya digantikan oleh dr Ali Azhari hingga saat ini dengan jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Dr Tengku Mansyur, Tanjungbalai. (ign/syaf)