TASLABNEWS, TANJUNGBALAI –Forum Mahasiswa dan Pelajar (FORMAP) Tanjungbalai menduga Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) tidak mengawasi pelaksanaan proyek kota tanpa kumuh (KOTAKU) tahun 2019 yang tengah berlangsung di 24 kelurahan se-Kota Tanjungbalai.
Hal ini disampaikan Ketua FORMAP Tanjungbalai, Ridho Damanik setelah pada hari, Jumat (4/10/2019) melakukan pengamatan beberapa proyek yang langsung dikerjakan masyarakat di lapangan.
“Dari beberapa sampel pekerjaan yang kami amati dilapangan, diduga mengalami pengurangan volume pekerjaan dan tidak sesuai spesifikasi kontrak,” ujar Ridho.
Dituturkan Ridho, seperti kegiatan rehab drainase di Jalan Cendrawasih Lingkungan IV Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibungyang di kerjakan oleh KSM Permata yang diduga tidak sesuai spesifikasi dan berpotensi kelebiha pembayaran.
“Kami menemukan material batu kerikil dan campuran semen yang digunakan tidak sesuai dengan apa yang ada pada perencanaan proyek,” terang Ridho.
Ditambahkannya, hal yang sama juga ditemukan Tim FORMAP saat mengamati pengerjaan proyek di Kelurahan Sumber Sari Kecamatan Sei Tualang Raso.
“Pembuatan cover slop (tutup parit) juga dinilai tidak sesuai dengan spesifikasinya. Terbukti
dari dokumentasi di lapangan, kami temukan bahwa untuk material krikil campuran semen dan besi di duga tidak sesuai spesifikasi,” ujarnya.
Hal ini tentu sangat di sayangkan, Ridho Damanik berharap TP4D seharusnya berperan aktif untuk benar-benar melakukan pengawasan pekerjaan program KOTAKU ini.
“Jangan sampai program ini justru disalah gunakan untuk memperkaya oknum kelompok-kelompok BKM dan KSM yang mengerjakan proyek ini saja,” ujarnya tegas.
“Apa lagi, tersiar kabar angin bahwa dalam program KOTAKU ini ada fee yang di serahkan untuk oknum-oknum yang ingin memperkaya diri sendiri. Oknum-oknum ini disinyalir yang punya kekuasaan terkait proyek-proyek ini,” pungkasnya.(rbb/mom)