JIKA KITA melintas di jalinsum Asahan-Batubara, banyak kita temui para penjual nira di pinggir jalan. Harganya satu botol aqua kecil Rp5 ribu. Namun jika kita memiliki inovasi, ternyata nira bisa digabung dengan kopi dan jadilah minuman kopi nira atau nira kopi.
Oleh: Syafruddin Yusuf SE
Ya nira dan kopi pasti bukan hal asing bagi kita. Masing-masing memiliki penggemar tersendiri.
Nah hal itu ternyata membuat ide bagi beberapa generasi muda saat ini membuat ide menggabungkan kedua jenis minuman ini.
Hasilnya, para penggemar nira dan kopi pun terkejut dengan rasa kopi nira yang nikmat. Rasa segar, manis, asam dan pahit berbaur menjadi satu menghasilkan rasa yang luar biasa.
Di Kabupaten Asahan sendiri ada banyak petani nira di beberapa daerah seperti di Dusun V, Desa Sei Alim Hasak, Desa Sei Alim Hasak, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan dan masih banyak lagi daerah di Asahan yang banyak ditemui pohon nira.
Begitu juga di Kabupaten Simalungun. Di Simalungun biasanya nira diolah jadi tuak dan tuak banyak ditemui di warung/lapo tuak.
Di era modrenisasi, saat ini banyak ditemui aneka warung kopi yang membanjiri kota Kisaran dan Suantar, Simalungun. Begitu juga di Kota Medan.
Berbagai konsep diusung untuk menawarkan tongkrongan dan cita rasa kopi yang menarik bagi konsumen. Mulai dari interior yang unik hingga racikan kopi yang sulit dilupakan.
Pahitnya kopi kini berbuah manis dengan terbukanya pasar dan konsumen yang kian berkembang.
Salah satu racikan perpaduan kopi yang kini sedang Hits di kota Medan adalah Nira Kopi. Khususnya di kalangan remaja. Kesegaran perpaduan air nira dan kopi yang disajikan diingin tersebut dianggap cocok dan sesuai dengan selera para milineal.
Berkat kesegaran Nira Kopi ini, banyak kafe di Kota Medan yang ramai dikunjungi para generasi muda.
“Rata-rata generasi muda, mereka datang mau mencoba nira kopi, kemudian berkembang menjadi tongkrongan. Alhamdulillah sudah mulai banyak yang mencoba,” ujar Andri salah seorang pemilik Cafe saat taslabnews menyambangi kafenya beberapa waktu lalu.
Kru taslabnews pun mencoba rasa minuman ini sambil menghisap rokok sampoerna hijau. Begitu menenggak minuman itu sensasi rasa yang nikmat langsung terasa.
Saat itu langsung terbersit dibenak saya, kenapa menu minuman yang nikmat ini tidak dicoba para pengusaha kafe di kampung kelahiran saya di Asahan dan di Simalungun.
Bukan kah di Asahan dan Simalungun banyak pohon nira dan banyak yang menjual air nira. Saya pun tertarik untuk mencoba mengorek lebih dalam bagaimana cara meracik dua minuman yang berbeda karakter rasa ini agar bisa menjadi sebuah racikan minuman baru yang nikmat.
Ternyata menurut Andri, ide awal membuka bisnis nira kopi atau kopi nira saat ia berkunjung ke kota Banda Aceh, saat itu ia mampir ke salah satu warung kopi di kota serambi Mekkah yang terkenal dengan kopinya tersebut.
Saat itu ia mencoba nira espreso dan merasakan sensasi kesegarannya.
“Idenya memang dari sana, kami adaptasi, nira segar sebelum berfermentasi kami padukan dengan kopi terbaik, kemudian disajikan dingin, ibaratnya itu bagi yang tidak terlalu suka pahit, sebagai pengganti rasa manis digantikanlah dengan air nira aren,” ujarnya.
Alhamdulillah, idenya membuka usaha cafe kopi nira sejak setahun terakhir ini mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Bahkan setiap hari puluhan sampai seratusan lebih orang datang untuk mencoba minuman yang dijualnya.
Salah satu pengunjung, Agus. Ia mengungkapkan kalau kedatangannya ke kafe ini karena rasa penasaran tentang nira kopi.
Agus yang datang dengan dua temanya mengaku cukup menyukai sensasi rasa minuman tersebut.
“Kayaknya seru aja sih, kopi itu kan biasnya pahit, ini rasanya lebih manis dan segar, cocoklah dengan lidah kami, tempatnya juga asik, kecil tapi kesannya akrab, yang punya juga ramah dan mau ngobrol dan jelasin soal kopi di sini, selain itu juga harganya standart,” ujarnya.
Pengunjung lain Sari yang sedang menikmati nira kopi mengaku rasa kopi yang dicampur dengan air nira tersebut sangat cocok dengan anak muda.
“Segar dan nikmat,” kata Sari mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi swasta di Kota Medan ini.
Bagi publikers yang ingin menikmati kesegaran nira kopi, langsung saja ya ke Identitas Kopi yang terletak di jalan Bhayangkara persis di depan SPN Sampali Medan.
Cafe ini mulai buka sejak pukul 14.00 Wib hingga pukul 01.00 Wib.
Setelah 30 menit saya nongkrong di kafe itu benak saya pun melayang. Jika saja di Asahan dan Simalungun ada yang membuat racikan minuman ini, mungkin hal ini bisa menjadi tambahan penghasilan masyarakat Asahan dan Simalungun. (***)