TASLABNEWS, TOBASA – 20 ibu-ibu bugil menghadang alat berat dan aparat keamanan yang dikerahkan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2019).
Aksi mereka ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap BPODT yang berencana membangun jalan pariwisata di tanah adat warga Desa Sigapiton.
Kejadian berawal pada pukul 13.00 Wib, saat alat berat BPODT bersama ratusan aparat keamanan masuk ke lahan yang yang disebut warga sebagai tanah adat warga Desa Sigapiton.
Alat berat itu difungsikan untuk membuka jalan dari The Nomadic Kaldera Toba Escape menuju Batu Silali sepanjang 1,9 km dan lebar 18 meter.
Tak terima tanah adat mereka diratakan, warga desa serentak menghadang alat berat dan petugas tersebut. Aksi tersebut semakin ricuh saat 20 Ibu-ibu membuka pakaian, hanya mengenakan pakaian dalam, memghadang petugas.
Menurut informasi yang diperoleh, warga Desa Sigapiton tidak setuju BODT membangun jalan di tanah adat mereka sebelum adanya pengakuan dari pemerintah.
Rocky Pasaribu, staf Kelompok Studi Pengembangan dan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) mengatakan, warga Desa Sigapiton sesungguhnya hanya membutuhkan pengakuan dari negara dan pemerintah bahwa lahan yang akan dibangun jalan tersebut merupakan tanah adat mereka.
“Warga meminta pengakuan itu sebagai tanah adat. Kalaupun nanti pemerintah bermaksud untuk menggunakan lahan untuk kepentingan pariwisata, bisa dibicarakan dengan warga kembali,” terang Rocky.
“Ada dulu pengakuan. Karena puluhan hingga ratusan tahun mereka hidup di sana, tak mungkin tiba-tiba mereka kehilangan sejarah dan tanah mereka,” tegasnya.
Dalam bentrokan tersebut, Rocky menjadi korban pemukulan aparat. Rocky mengaku sempat hendak diamankan dan diangkut oleh aparat Polres Tobasa namun berhasil dihalangi oleh warga yang terus berjaga di sana.
Setelah diberikan penjelasan oleh Bupati Darwin didampingi Sekda Murphy, Wakapolres dan Perwira Pabung, pekerjaan dimulai dengan disaksikan seluruh unsur yang hadir. (int/mom)