BAGI WARGA Asahan nama wanita cantik ini pasti sudah tidak asing lagi. Di usianya yang sudah kepala 5 (50 tahunan) kecantikan Winda masih terpancar.
Oleh: Syafruddin Yusuf SE, Kisaran
Awalnya saya ragu apakah Hj Winda Fitrika yang merupakan istri Almarhum Taufan Gama Simatupang mantan Bupati Asahan ini mau bercerita banyak.
Pasalnya di luaran sering terdengar bahwa Winda agak pendiam, dan susah berbicara dengan orang yang belum dikenalnya.
Namun semua itu sirna setelah kami bertemu. Wanita berkulit putih ini ternyata sangat asyik untuk diajak bicara.
Umik itu lah sapaan akrab Winda Fitrika. Ternyata ia orangnya supel, ramah, cekatan, cerdas dan memiliki wawasan yang luas untuk memajukan Asahan.
Bahkan Winda sudah memiliki ide untuk memajukan Asahan dari berbagai sektor. Misalnya dari segi pariwisata, kuliner yang akan menjadi ciri khas Asahan, kerajinan tangan seperti ulos Asahan yang bermotif kerang, serta kerajinan tangan dari batok kelapa, sabut kelapa dan masih banyak lagi.
Winda mengatakan Asahan memiliki sumber daya alam yang melimpah dan subur, serta memiliki objek wisata yang tidak kalah dengan daerah lain di Sumatera Utara seperti air terjun Siponot di Desa Tangga, Simonang-monang dan masih banyak lagi.
Sayangnya akibat sarana jalan yang kurang memadai (masih rusak) mengakibatkan pengunjung enggan datang.
Winda juga mengatakan di Asahan banyak hasil bumi yang belum dikelola dengan maksimal seperti kelapa, ubi dan pisang.
“Jika hasil bumi ini dikelola dengan maksimal ini bisa menjadi oleh-oleh khas Asahan. Banyak olahan kuliner yang bisa dibuat dari tiga jenis tanaman ini,” ucap Winda.
Masih dari Winda, ia mengaku sangat ingin memberdatakan para generasi muda. Karena saat ini banyak anak muda yang terjerumus dalam hal negatif seperti pergaulan bebas, narkoba dan kejahatan lainnya.
“Alangkah baiknya jika adik-adik mahasiswa khususnya yang bergabung di suatu organisasi seperti GM Pekat IB Asahan dan Sumut diberdayakan. Misalnya membuat peternajan ikan lele, nila, membuat kerajinan tangan, membuat bengkel las dan masih banyak lagi. Pasti ini akan lebih bermanfaat dan akan membuat generasi muda menjahui segala tindak kejahatan,” kata Winda sambil tersenyum manis.
Winda mengatakan, birokrasi yang bertele-tele dan para birokrat yang kaku dalam menuangkan ide-ide cemerlang juga harus diperbaiki.
“Sebagai birokrat para pimpinan OPD harus cekatan dan memiliki ide berilian. Itu demi kemajuan Asahan jangan takut salah. Ini belum berbuat sudah takut disalahkan. Artinya seperti orang yang belum berperang tapi sudah ngaku kalah,” ucap Winda.
Winda mengatakan saat ini di Asahan sudah ada ulos Asahan asli karya ibu-ibu rumah tangga di Asahan. Namun karena terbentur masalah pemasaran perkembangan bisnis ulos Asahan yang bercorak kerang itu jadi kurang berkembang.
“Saya sendiri sering memakainya. Dan saya bangga dengan kreasi ibu-ibu tersebut,” ucap Winda.
Winda menambahkan olahan kuliner Asahan juga sebenarnya tidak kalah enak dan menarik dengan daerah lain.
Hanya saja akibat kurangnya promosi dan pemasaran membuat kuliner karya ibu rumah tangga di Asahan jadi kurang terkenal.
Untuk itu Winda mengaku akan menggunakan jasa media sosial dan insan pers guna memperkenalkan kuliner asli Asahan juga objek wusata di Asahan.
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang ingin dicerirakan Winda tentang idenya untuk membangun Asahan kedepan. Namun karena waktu sudah menunjuukkan pukul 18.00 wib mendekati magrib, Winda mohon diri untuk pergi. (***)