SAAT ini perkembangan media online di Indonesua sangat pesat. Bahkan di satu Kabupaten/Kota jumlah media online bisa mencapai puluhan.
|
OLEH: Syafruddin Yusuf, Kisaran |
Tulisan saya kali ini bukan ingin membahas kelayakan atau pun keabsahan media online yang saat ini menjamur. Namun saya akan membahas bagaimana caranya media online bisa bekerjasama dengan penerintahan dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Tanpa kita sadari, kehadiran media online jika dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh pasti bisa disinergikan dengan pemerintah dalam bekerjasama menciptakan image positif untuk mendatangkan wisatawan lokal, nasional bahkan manca negara.
Di Kabupaten Asahan
yang terletak di Sumatra Utara, yang berjarak kurang lebih 3 jam dari Kota Medan mempunyai wilayah 3.732 km²
Hanya saja, akibat kurangnya pengelolaan dan promosi membuat PAD dari sektor pariwisata ini belum maksimal.
Padahal jika dikelola dan dipromosikan dengan baik, bukan mustahil peningkatan PAD dari sektor pariwisata ini bisa dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat.
Padahal jika pemetintah kabupaten ini mau, bukan tidak mungkin kabupaten ini mengelola beragam wisata seperti wisata alam, wisata kuliner, wista industry, wisata kerajinan, wisata hiburan/rekreasi, pendidikan
Saya mencontohkan beberapa daerah di Indonesia yang telah melakukan pengelolaan pariwisata di daerahnya untuk meningkatkan PAD seperti Kabupaten Bantul, Manado dan masih banyak lagi.
Dimana pemerintah daerah tersebut menggandeng lembaga Ikatan Wartawan Online (IWO) untuk mempromosikan pengembangan wisata di daerahnya.
Di Kabupaten Bantul contohnya, pihak pemerintahan bersama IWO membuat kesepakatan kerjasama (MoU) dalam mempromosikan ovjek wisata di daerah itu. Hasilnya, pihak pemerintahan Bantul mengakui bahwa jumlah kunjungan wisatawan lokal, nasional dan manca negara berkembang sejak maraknya promosi pemberitaan dan iklan di media online di daerah mereka.
Lalu kenapa Kabupaten Asahan belum melakukan hal seperti itu. Padahal di Kabupaten Asahan telah terbentuk lembaga media online IWO. Apakah ini karena kukurang pahaman pemerintah dan instansi yang menanggungjawabinya.
Atau memang pemerintah tidak mau mengembangkan objek wisata di Asahan guna peningkatan PAD.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya beberapa waktu lalu mengatakan, saat ini pemerintah sedang membangun peningkatan penghasilan di sektor pariwisata. Antara teori, benchmark, dan implementasi seiring bergerak bersama. Maka hasilnya, industri bertumbuh, ekonomi bergulir, dan ending nya government juga menerima manfaat.
Pergerakan wisiatawan semakin meyakinkan, bahkan pariwisata paling berpotensi menjadi core economy bangsa ke depan. Diharapkan bisnis pariwisata bisa bertumbuh, dan putaran ekonominya menetes sampai ke bawah.
“Mengubah pendekatan dari birokrasi ke korporasi itu tidak mudah, tetapi Alhamdulillah saat ini Kemenpar sudah bertransformasi dengan baik. Sehingga semakin tajam membina industri yang berkecimpung di sektor pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.
Arief mengatakan proses bekerja harus Speed, cepat! Karena persaingan ke depan yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil. Sedangkan Smart, harus makin pintar, makin cerdas membaca trend masa depan, implementasinya dengan Go Digital.
Artinya pemerintah harus memanfaatkan perkembangan digital baik media sosial, media online, pertelevisian, juga surat kabar.
Pemerintah harus membuat industri yang bergerak di sektor pariwisata lebih berdaya, lebih kuat, lebih maju, dan di situlah peran government.
“Istilah saya, industry lead Government support!” tegasnya.
Maka muncul Pentahelix Models, sebuah kolaborasi yang disyaratkan agar pariwisata maju bersama. Yakni Academician, Business, Community, Government, Media.
“Ketika kelima stakeholder pariwisata ini bersatu, maka pariwisata akan melompat tinggi-tinggi,” ungkap Arief Yahya yang ahli Strategic Management itu.
Daerah-daerah yang sejak awal berkomitmen penuh dengan pariwisata sudah melompat maju. Pariwisata terbukti bisa meningkatkan PAD. Bahkan sejumlah daerah PAD mengalami lonjakan tajam. Pembangunan infrastruktur dan program-program pariwisata yang tepat menjadi kuncinya. (BERSAMBUNG)
Penulis adalah Pimpinan Redaksi www.taslabnews.com sekaligus Ketua IWO Asahan-Batubara